Lihat ke Halaman Asli

Tri Lestari Ning Tias

Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Pangan IPB University

Peran Ahli Pangan dalam Pengembangan Inovasi Kemasan Pangan berbasis Nanoteknologi

Diperbarui: 5 Desember 2023   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penggunaan plastik sebagai kemasan pangan. Sumber: greenpeace.org

Peran Ahli Ilmu Pangan dalam Pengembangan Inovasi Kemasan Pangan berbasis Nanoteknologi

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk di Indonesia kini telah mencapai sebanyak 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah hingga 312 juta penduduk dalam 10 tahun ke depan.

Seiring dengan bertambahnya penduduk, maka meningkat pula jumlah sampah yang dihasilkan. Hal ini menjadi salah satu penyebab Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penghasil sampah laut terbesar di dunia setelah China. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa lautan Indonesia tercemar sekitar 65,8 juta ton sampah plastik pada tahun 2021. 

Menurut data Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah (Jaktranas) dalam Peraturan Presiden Nomor 97, proyeksi timbulan sampah pada 2025 diprediksi meningkat 7,6 persen dari tahun 2021 hingga mencapai 70,8 juta ton.

Kemasan produk pangan menjadi salah satu jenis sampah/limbah yang banyak ditemukan mencemari lingkungan. Berdasarkan data Inaplas (2022), sebagian besar kemasan pangan yang digunakan di Indonesia merupakan kemasan plastik dengan jumlah presentase mencapai 80% atau sejumlah 7,2 juta ton. 

Kemasan plastik yang digunakan saat ini tersusun dari polimer sintetik yang berasal dari minyak bumi yang merupakan sumber daya yang tidak diperbarui dan membutuhkan ratusan hingga ribuan tahun untuk terdegradasi oleh mikroorganisme (Walker et al. 2021). 

Hal ini yang menyebabkan kemasan plastik tidak dapat dipertahankan penggunaannya secara meluas dikarenakan memicu penumpukan limbah plastik yang memberi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan (Rodrigues et al. 2019). 

Selain itu, pemilihan kemasan pangan yang kurang tepat juga dapat menyebabkan produk pangan lebih cepat mengalami penurunan kualitas dan beresiko menjadi food waste. Food loss and waste adalah salah satu masalah yang mempengaruhi ketahanan pangan global (Hidayat et al. 2020).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peran ahli pangan diperlukan untuk melakukan riset dan pengembangan inovasi kemasan pangan yang lebih ramah lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas pangan lebih baik sehingga kebutuhan pangan dapat terpenuhi dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. 

Salah satu peran ahli ilmu pangan untuk mewujudkan dan meningkatkan ketahanan pangan adalah pengembangan inovasi smart food packaging yang merupakan kombinasi kemasan cerdas dan aktif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline