Lihat ke Halaman Asli

"Hidup kudu Manfaat..."

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dear Kompasiana,

Meminjam istilah jawa yang penuh dengan filosofi kehidupan, ijinkan saya mencoba menulis dengan gaya dan karakter tulisan pribadi saya.

"Urip iku urup..." urip iku kudu manfaat, hidup itu harus manfaat...manfaat untuk semua,lingkungan keluarga, agama, bangsa dan negara...

Kalo kita menulusuri kejadian kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kita di suguhkan dengan kejadian-kejadian yang "volatile", ada suka...ada duka...dan juga ada "kebingungan-kebingungan sosial" yang menghinggapi relung-relung kehidupan kita sehari-harinya...terkesan "kebingungan sosial" tersebut tidak masuk nalar, tidak toleran dan tidak berperasaan...cenderung menjadikan hukum rimba yang menjadi penyelesaian, siapa yg kuat menjadikan dirinya pemenang, entah itu pemenang sejatinya atau palsu (Fake)...

Pemenang sejati, adalah pemenang yang "peka", peka sosial, peka terhadap perkembangan waktu. dan peka terhadap unsur-unsur ke Tuhanan NYA...

Ber awal dari kepekaan tersebut, pemenang sejati, adalah individu yang  mampu mengelola kemampuan-kemampuan dalam berhadapan dengan kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang menantikan tindakan-tindakan kita yang  manfaat...manfaat utk agama,keluarga, bangsa dan negara nya.

Urip iku urup, hidup itu manfaat...di setiap kehidupan kita harus membawa manfaat...disinilah kehidupan individu menjadi NILAI, menjadikan "pemenang sejati".

Seandainya, di setiap individu di masyarakat kita memaknai hal tersebut, alangkah eloknya bangsa ini...menjadikan bangsa yang mampu disegani, mampu dihormati dan sederajat pada bangsa-bangsa besar lainnya.

Di setiap perilaku kehidupan kita sehari nya, menjadi cerminan catatan amal dan pertanggung jawaban kita kelak  pada Allah SWT.

Terimakasih, semoga manfaat, dan mohon maaf bila ada yg kurang berkenan. Salam kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline