Lihat ke Halaman Asli

Go Home

Diperbarui: 17 Juni 2024   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bab 4
Kota metropolitan ada di depan mata. Diva tersenyum takjub dengan keindahan kota yang bernama Jakarta. Setelah sampai di terminal Lebak Bulus, ia segera mencari tempat berteduh sambil istirahat memulihkan stamina. Sambil melepas jaket, ia memandang sekitarnya barangkali bisa memberi petunjuk awal pencariannya.

“Aqua, Neng.” Tiba-tiba seorang pria tua mendekat dan menawarkan botol Aqua kearahnya.  Diva segera mengangguk. Kebetulan bekal minumnya habis di perjalanan.

“ Iya, Pak. Saya beli satu,” jawanya sambil tersenyum. 

“Ini, Neng. Sepertinya Neng bukan orang sini ya?” Pria itu memperlihatkan Diva di depannya.

“Oh, iya Pak. Saya orang Yogya, dan kedatangan saya ke sini mencari ayah saya.” Diva meminum air mineral itu sampai beberapa teguk.

Pria itu mengernyit sebentar. “Emang alamatnya mana,Neng. Barangkali saya bisa membantu.”

Wajah Diva berseri-seri. Ia pun mengeluarkan secarik kertas dan menyerahkan ke pria di hadapannya. Diva memperhatikan raut muka pria itu. “Ah, semoga bapak ini bisa membantuku,” pikirnya.

Neng, sepertinya kamu salah jurusan. Harusnya Neng turun di Cililitan,” ujarnya. 

Diva terperanjat kaget. Ia mengamati alamat yang ada di kertas tersebut. Jalan Sawo, kelurahan Cililitan barat, Cililitan, Jakarta Timur.

“Waduh, terus saya harus naik apa pak untuk sampai ke sana?” tanyanya khawatir. Apalagi hari semakin beranjak senja.Bisa kemalaman nanti di jalan. Tiba-tiba ia merasa ketakutan. Mengapa ia tak teliti dan bertanya pada kondektur bus tadi? Ah memang penyesalan selalu belakangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline