Lihat ke Halaman Asli

Ikrar Sang Pendekar (28): Pertemuan Yang Diidamkan

Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Tri Handoyo

Oleh: Tri Handoyo

Dari seberang warung, Japa mengamati sosok kakek tua yang sangat mirip dengan orang yang selama ini ia cari. "Maaf, Ning!" Ia bertanya kepada pelayan yang sedang mengantar pesanannya, "Siapa nama kakek di pelataran langgar itu?"

"Oh itu, orang-orang biasa memanggilnya Mbah Kucing, Tuan!"

"Apakah dia orang asli sini?"

"Saya tidak begitu tahu pasti, tapi dia sudah cukup lama di sini!"

"Apakah dia sering berpergian?"

"Saya tidak tahu. Memang jarang ada yang mempedulikannya, sehingga tidak ada yang tahu pasti apa kesibukannya selain mengurusi langgar! Apa Tuan mengenalnya?"

"Iya, sepertinya saya sangat mengenalnya!"

Di pelataran langgar, Mbah Kucing menggunakan ranting kering panjang untuk memunguti daun-daun mangga yang berguguran di halaman. Satu per satu daun-daun itu ditusuk dengan ranting hingga terkumpul, dan pelataran yang baru diguyur hujan itu kembali tampak bersih.

"Kasihan orang tua itu!" kata seorang yang berpakaian ulama kepada kedua muridnya. Ia dari tadi mengamati Mbah Kucing dari jendela warung di seberang langgar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline