Lihat ke Halaman Asli

Ikrar Sang Pendekar (9): Penempahan Jiwa Raga

Diperbarui: 16 Juni 2024   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Tri Handoo

Oleh: Tri Handoyo

Setelah dipandang cukup matang, Kakek Wonokerto menganjurkan kepada Gajah Mada untuk bekerja membantu pamannya, Ki Gede Sidowayah, di Songgoriti, Malang.

Kakek Wonokerto sengaja ingin membuat Gajah Mada agar memiliki wawasan yang luas. Dengan bekerja ikut Paman Gede Sidowayah, yang ahli membuat senjata, diharapkan anak muda itu akan sering bergaul dengan para prajurit dan para pendekar yang biasa memesan senjata di tempat itu.

Ki Wonokerto melihat adanya potensi yang luar biasa pada diri Gajah Mada. "Kamu harus tetap ingat satu hal!"

"Apa itu, Kek?"

"Tolong ingat baik-baik, jangan pernah bersikap sombong!"

Suara itu entah kenapa begitu menghujam dalam lubuk sanubari Gajah Mada, diikuti bunyi dengung dan cahaya yang mengitari kepalanya.

"Saya akan selalu ingat pesan Kakek!"

Orang tua itu tersenyum pasi. "Jaga diri baik-baik!" Lalu ia berpamitan dan pulang kembali ke kampung halamannya.

Gajah Mada seorang remaja yang rajin bekerja dan tak mengenal lelah, sehingga ia dengan cepat disukai banyak orang. Ia juga tidak segan-segan bertanya tentang hal-hal seputar kerajaan. Minatnya terhadap pengetahuan mengenai pemerintahan begitu jelas tergambar. Dari seringnya bergaul dengan prajurit-prajurit kerajaan, ia banyak belajar tentang tata krama dan tutur bahasa yang digunakan kaum prajurit terpelajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline