Lihat ke Halaman Asli

Ponsel Terkutuk

Diperbarui: 12 Juni 2024   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Tri Handoyo


Oleh: Tri Handoyo

Menunggu giliran dilayani pesan bakso di pojok alun-alun kota. Kududuk di sebuah kursi plastik. Saat asyik mengamati orang-orang yang sedang lalu lalang, tiba-tiba ada seorang ibu menghampiri.

"Mas, mau beli hp saya!" ujar wanita itu lirih, sambil ragu-ragu menyodorkan sebuah ponsel.

Aku tidak tergoda membeli ponsel, barang yang sebetulnya tidak aku butuhkan. "Maaf, saya sudah punya, Bu!"

"Murah kok, Mas!"

Aku terus terang tertarik. Akan tetapi, pertama aku sudah punya, kedua khawatir membeli ponsel dari orang yang tidak jelas. Bisa jadi ada kerusakan, atau jangan-jangan barang curian. Alasan ketiga, saat itu aku hanya bawa uang untuk jajan sambil olah raga.

"Murah kok, dua ratus saja, Mas!" bujuknya lagi.

Aku mengamati ponsel yang dari 'casing'nya kelihatan masih bagus. "Dua ratus?" tanyaku memastikan, tanpa menyentuh ponsel.

"Iya dua ratus saja!"

"Yang benar? Gak ada problem kan?" Aku mulai tergoda, sekaligus semakin curiga. "Kok murah, Bu?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline