Lihat ke Halaman Asli

Aksi Kriminal Berlabel Halal

Diperbarui: 18 Juni 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Tri Handoyo


Oleh: Tri Handoyo

Suatu malam berangin kencang, dalam perjalanan pulang dari perang, rombongan Rasulullah berhenti di sebuah tempat untuk sejenak beristirahat. Ketika itu, Aisyah istri nabi turun dari tandu di atas unta untuk buang hajat. Setelah selesai dan kembali ke tempat, beliau menyadari bahwa kalungnya jatuh, sehingga beliau pun kembali untuk mencarinya.

Ketika akhirnya rombongan kembali melanjutkan perjalanan, Rasulullah tidak menyadari bahwa istrinya tidak berada di dalam tandu. Seperti biasanya, Aisyah diangkut di atas tumpangan unta yang ada tutupnya (Haudaj).

Betapa kaget Aisyah ketika sadar bahwa dirinya telah ditinggalkan rombongan, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, selain berharap rombongan akan kembali untuk menjemputnya.

Untungnya, tidak berselang lama, dari arah belakang tiba-tiba muncul Sahabat Shafwan bin Muathal As-Sulami. Dia memang memiliki tugas berjalan di belakang pasukan untuk menyisir kemungkinan ada barang-barang yang tertinggal.

Shafwan segera mengenali Sayidah Aisyah, dan lantas meminta Aisyah naik ke untanya, dan ia berjalan kaki sambil menuntun unta menuju Madinah.

Sayidah Aisyah berkata, "Demi Allah, Shafwan tidak mengeluarkan sepatah katapun kepadaku dan tidak kudengar ucapan apa pun darinya, selain ajakan untuk naik unta dan pulang ke Madinah!" (HR Muslim)

Begitu keduanya tiba di Madinah, situasi langsung gempar. Tersiar kabar bahwa Aisyah datang hanya berdua dengan Shafwan. Tidak sedikit orang terpapar kabar yang beredar secara samar tapi lancar.

Penyebar pertama berita dusta itu adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Ubay yang memiliki nama panggilan Abu Hubab, adalah orang terhormat dan terpenting di antara penduduk Yatsrib, terutama bagi suku Aus dan Khazraj. Dia pemikir handal tapi cacat moral. Pemuja agama tapi cacat etika.

Ubay alias Abu Hubab sebetulnya bercita-cita menjadi pemimpin besar, tetapi kandas, sehingga ia memendam kebencian dan dendam kepada Nabi Muhammad SAW.

Untuk melampiaskan dendam kesumatnya itu, ia tega berupaya menghancurkan rumah tangga nabi. Dengan sebar fitnah keji ia berdalih demi menjaga kehormatan nabi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline