Lihat ke Halaman Asli

Membudayakan Puasa

Diperbarui: 16 Juni 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Tri Handoyo


Oleh: Tri Handoyo

Belakangan budaya seolah-olah diartikan hanya sebatas tari-tarian, wayang, gamelan, atau busana tradisional. Padahal budaya itu hakikatnya adalah mengenai cara berpikir, bersikap, berperilaku, dan seluruh cara hidup.

Dengan demikian budaya juga bisa disebut sebagai akhlak, yang sama-sama menenkankan pada soal kebiasaan. Kebiasaan adalah soal latihan. Jadi kita tidak bisa mengharapkan ada revolusi mental atau revolusi akhlak tanpa diawali dengan membudayakan cara untuk berpikir dan berperilaku baik dan benar.

Ironisnya, kemudian malah muncul istilah budaya tawuran, budaya konsumtif, budaya rasan-rasan dan menyebarkan hoax, serta yang lebih menyedihkan adalah budaya korupsi.

Misal, jika kita menengok sejarah Nusantara yang dahulu kala dikenal sebagai bangsa yang sangat toleran, yang sanggup menampung segala aneka ragam suku bangsa, bahasa, yang terpatri dalam slogan "Bhineka Tunggal Ika", kenapa belakangan spirit toleransi itu perlahan mengalami pupus? Kenapa empati kita menjadi rendah?

Itu artinya sebuah budaya yang tidak lagi dilatih dan diajarkan bisa sirna, akhlak bisa porak-poranda, dan peradaban pun bisa hancur lebur dan akhirnya punah.

Kebanyakan kita hanya menuntut hasil tanpa memberikan latihan bagaimana ajaran-ajaran itu bisa mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Itu kan sama halnya dengan memandang seolah-olah revolusi layaknya meramu resep mie instan. Hari ini teriak revolusi dan berharap menuai hasil di esok hari.

Merencanakan revolusi budaya (mental dan akhlak) merupakan suatu tekad yang mendasar dan bersifat paradigmatik, yaitu membangun paradigma baru dengan landasan pada kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama.

Rasulullah SAW dalam sebuah sabdanya menyatakan,

"Sesungguhnya sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Bukhari no. 6035).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline