Lihat ke Halaman Asli

Dewa Terbijak pun Terpaksa Berpihak

Diperbarui: 27 Juni 2024   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Tri Handoyo


Oleh: Tri Handoyo

Dalam sebuah kisah epik India kuno, Mahabharata, dianggap sebagai karya sastra terpanjang serta tertua di dunia. Penulisnya bernama Vyasa. Nama lengkapnya Krishna Dvaipayana Vyasa.

Vyasa yang juga dikenal sebagai seorang penyair dan filsuf besar itu memasukan dirinya dalam cerita sebagai Krishna, sosok yang berperan paling penting.

Konflik utama Mahabharata adalah perebutan kekuasaan. Ini merupakan cerminan dinamika politik yang sering terjadi dalam sejarah kehidupan umat manusia. Perebutan kekuasaan sering mewarnai jatuh bangunnya, bahkan bubarnya sebuah kerajaan.

Para pemimpin kedua belah pihak yang bertikai, Pandawa dan Kurawa, menggunakan berbagai strategi politik untuk mencapai tujuan. Namun yang paling menonjol adalah Sangkuni dari pihak Kurawa, yang kemahiran retorikanya tampak mewarnai berbagai persekongkolan, propaganda dan jebakan serta perangkap politik licik.

Sementara para tokoh seperti Krishna dan Vidura lebih mengedepankan diplomasi untuk menyelesaikan konflik dan mencegah meletusnya perang saudara.

Sri Krishna yang dikisahkan sebagai titisan Dewa Wisnu itu bertugas melindungi Pandawa yang didholimi pihak Kurawa. Sebagai duta Pandawa, ia datang ke Hastinapura, dalam rangka menawarkan solusi damai. Misi utamanya adalah mencegah jangan  sampai perang dasyat pecah. Perang hanya akan membuat rakyat semakin terperosok ke dalam jurang penderitaan. Yang kalah jadi abu, yang menang jadi arang.

Khrisna menyampaikan permintaan Pandawa agar diberi setengah wilayah kerajaan, andaikata tidak dikabulkan, bagaimanapun juga Pandawa tetap ingin menempuh jalan damai, yakni rela kendati hanya diberi lima wilayah pedesaan saja. Mereka memang berhak memperoleh itu. Lima desa yang diminta yaitu Awisthala, Wrekashala, Waranawata, Makandi, dan Awasana.

Sangkuni, sebagai penasehat utama Raja Duryodhana, otak jahat di balik semua rencana pengkhianatan dan intrik licik terhadap Pandawa, membisikan hasutan-hasutan.

Duryodhana akhirnya menolak mentah-mentah permintaan Krishna. Dia bahkan mengerahkan seluruh kekuatan Kurawa untuk mengepung dan membinasakan Krishna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline