Lihat ke Halaman Asli

Wahai Bintang..

Diperbarui: 31 Oktober 2024   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tak akan ada yang menyangka bahwa tempat itu adalah terakhir kalinya kita menyampaikan selamat tinggal, tak terfikir jika itu terakhir kali kita merayakan satu sama lain, dan bertukar kebahagiaan untuk yang terakhir.

Berlari-lari ditaman mimpiku, imajinasi telah menghilangkanku. Mimpiku sempurna tak seperti mereka,aku memikirkan surga yang begitu indah seakan-akan ragaku ikut tertarik dalam mimpi itu

Meskipun kamu sudah hilang, tetaplah menjadi bintang yang terang di tengah gelapnya malam. Mengapa harus aku yang menerima ini?

Tiupan angin terus kencang, ombak di tengah malam semakin tinggi, bunyi langkah kakiku saat berlari masih sama, Jakarta juga begitu panas, ac di kamarku masih sering rusak,tawaku masih sama seperti dulu, makanan yang sering aku makan masih selalu sama rasanya. Jangan tanya aku sedang apa, aku hanya ingin menjelaskan bagaimana duniaku berjalan setelah kepergianmu.

Tenang saja perpisahan tak menyedihkan yang menyedihkan adalah, bila habis ini saling lupa bahwa kita pernah selalu bersama-sama.
-Pidi Baiq

Aku harap terangmu selalu bisa aku liat saat aku merindukanmu, wahai bintang..
Aku selalu rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline