Lihat ke Halaman Asli

Tri AbdiFauzi

Amati-Jalani-Lalui-Lampaui

Pandemi Membuat Tidak Berproduktif, Maka Hidroponik adalah Alternatif yang Solutif

Diperbarui: 4 Oktober 2020   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemaparan Materi Hidroponik Kepada Generasi Milenial (Dokpri)

Tak bisa dipungkiri, bahwa selama menjalani masa pandemi, begitu banyak aktivitas yang terhenti. Tak lebih dari peran seorang pelajar di dalam menuntut ilmu untuk memperkaya potensi diri. 

Dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini, membuat begitu banyak kalangan siswa atau pelajar hanya terus berfokus dengan gawai yang ia miliki. Sehingga peluang produktif pelajar banyak terhenti. 

Pelarian utama setelah mengerjakan beberapa tugas dan latihan via daring, justru membuat pelajar lebih tidak terlepas dengan gawai yang sudah melekat seperti daging. 

Siklus yang terus berputar membuat seseorang terdiam dalam zona yang nyaman, sehingga tidak ada suatu aktivitas alternatif lain yang solutif untuk merubah kebiasaan itu.

Saya Tri Abdi Fauzi, Awardee Beasiswa Sarjana Muamalat (BSM) IPB sebagai Penanggung Jawab program di sektor pertanian, dan beberapa rekan Saya melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB di dalam mengajak para pelajar milenial untuk merubah siklus yang telah tertanam itu. 

Sebagai mahasiswa pertanian, Kami begitu paham akan sulitnya edukasi terkait minat pertanian pada generasi milenial, dikarenakan begitu banyak anggapan yang sudah menghantui, bahwasanya aktivitas dalam pertanian itu adalah aktivitas yang kotor, tidak menjanjikan, ketinggalan zaman dan tidak seeksis kegiatan lainnya.

Maka di dalam mematahkan anggapan itu, Kami membalikan 360 derajat bahwa aktivitas dalam pertanian itu adalah aktivitas yang menyenangkan, menjanjikan dan menghasilkan profit yang tinggi. 

Salah satu model pertanian itu adalah Hidroponik.  Karena hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah. Sehingga tidak adalagi kata kotor dalam pekerjaan ini.

Strategi edukasi terkait model pertanian hidroponik yang dilakukan yaitu dengan perpaduan pemberian materi seputar hiroponik, dimulai dari apa itu hidroponik, kenapa harus sitem hidroponik, bagaimana cara bertanam sistem hidroponik itu, apa keunggulan hidroponik dan apa saja keuntungan hidroponik ini. 

Bahwa strategi utama adalah target paham terhadap materi, dan di dalam pengaplikasian hasil pemaparan materi dilkukan praktik secara langsung, sehingga akan sinkron dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya. 

Sehingga harapan Kami kedepan adalah, dengan pemberian program edukasi model pertanian hidroponik ini bahwa para pelajar tertanam minat untuk terjun dalam pertanian, sehingga mengalahkan aktivitas gawai dan mampu membuat set up hidroponik di rumahnya masing-masing serta dapat berbagi pengetahuan dengan apa yang telah diajarkan kepada teman sebayanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline