Lihat ke Halaman Asli

Di Mana Ada Ikhtiar di Situ Ada Jalan Keluar

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DIMANA ADA IKHTIAR DI SITU AKANADA JALAN KELUAR. Yakinlah akan campur tangan Allah atas hidup dan mati kita. Jika kita tidak tutup mata bathin kita dan kepekaan senantiasa kita jaga, maka campur tangan Allah itu akan dapat kita rasakan.

Jika kita yakin bahwa kita senantiasa berjalan di jalan Allah, Allah senantiasa melimpahkan kasih sayangnya untuk kita. Tetapi kasih sayang Allah janganlah selalu kau harapkan dalam paket kebahagiaan, kesedihanpun adalah merupakan bentuk kasih sayang yang Allah karuniakan kepada hambanya. Karena hanya Allah yang lebih tahu yang terbaik untuk kita.

Kuncinya adalah mencoba memaknai dari setiap jengkal langkah kita dengan berpikir positif. Tetapi ingatlah selalu bahwa introspeksi terhadap diri kita masing-masing itu yang lebih utama dalam memaknai hidup ini agar kekecewaan tidaklah menjadi hal yang meresahkan dan menjadikan penyakit bathin kita. Hukum sebab akibat juga tidak boleh kita lupakan, jika kita mengalami suatu cobaan hidup, cobalah kita ingat hal apa yang memang harus kita perbaiki, sehingga hari ini semua terjadi dan tentunya ada pesan moral positif yang ingin disampaikan di sini. Janganlah selalu menyalahkan orang lain terhadap segala hal yang menjadi teguran Allah untuk kita. Kunci utama ada pada kita, karena kita yang mengambil keputusan terhadap apapun itu, pilihannya YA atau TIDAK, BOLEH atau JANGAN, TAKUT atau BERANI. Karena yang pantas kita takuti di dunia ini hanyalah ALLAH.

BELAJARLAH DARI PENGALAMAN, janganlah hanya sekedar kita jadikan slogan hidup yang hanya merupakan sebuah wacana tetapi nol besar aplikasinya dengan mengatasnamakan “pikiran lagi buntu”. Berdoa selalu agar kita senantiasa diberikan kesadaran dalam berpikir dalam kondisi apapun itu terlepas dari keterbatasan kitasebagai manusia. Manusia hanya bisa berencana dan berusaha yang terbaik, Allah yang tentukan hasil akhirnya.

Logikanya jika kita sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, tentunya jika memang saat itu adalah saat yang tepat untuk kita, maka Allah akan mewujudkan apa yang menjadi harapan kita. Harapan kita biasanya kita jadikan tolak ukur kebahagiaan, jika harapan terwujud maka berbahagialah kita, tetapi saat harapan tidak menjadi nyata maka keputus-asaan yang akan membayangi kita dan hidup serasa hampa, kesedihanpun akan menghiasi hari-hari kita.

Sebenarnya tidaklah demikian kita memaknainya. Kesedihan yang kita rasakan di saat harapan tidaklah menjadi wujud nyata, itu hal yang manusiawi yang harus kita control dengan bijaksana. Jika kita sudah terlatih untuk mengendalikannya, pikiran kita pasti langsung akan membawa kita ke arah berpikir yang positif karena kita selalu disadarkan bahwa ALLAH MAHA BIJAKSANA, MAHA ADIL, dan hanya ALLAH yang lebih tahu yang terbaik untuk kita.

Jika disetiap kesedihan yang kita rasakan, kita selalu ingat akan KEAGUNGAN ALLAH dan hanya ALLAH yang MAHA SEGALANYA, kedamaian akan senantiasa hadir menentramkan hati dan pikiran kita, hidup ini hanyalah sementara, dan apapun yang kita miliki bukanlah kita yang punya tetapi hanyalah TITIPAN semata dari ALLAH. Jika kita meminta sesuatu kepada ALLAH itu artinya kita mohon KEPERCAYAAN dari ALLAH atas apa yang kita minta kepada-NYA.

Jika apa yang kita panjatkan kepada Allah belumlah mendapatkan jawaban, itu artinya Allah belum sepenuhnya mempercayai kita, karena kapan saat yang tepat itu akan datang, saat itulah Allah telah memberikan kepercayaan kepada kita atas sebuah TITIPAN yang nantinya harus kita kembalikan dan juga kita patut mempertanggungjawabkannya nanti saat menghadap Sang Ilahi.

Maka berhati-hatilah kita terhadap TITIPAN ALLAH. Terus berusaha dan yakin, pasti ada jalan keluar dari semua cobaan dan tantangan hidup yang harus kita jalani.

Create, Chi Trielia Cho, 241113

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline