Lihat ke Halaman Asli

Biofuel! Bahan Bakar Hayati

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

asdsd

Bahan Bakar Hayati

Tridinews. Biofuel adalah cairan yang berasal dari biomassa, terutama dari bahan nabati. Bentuk biofuel yang paling populer adalah biodiesel dan bioetanol. Banyak orang melihat biofuel sebagai pengganti sempurna untuk bahan bakar fosil, karena biofuel lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar fosil. Biofuel baru-baru ini mendapatkan popularitas di berbagai belahan dunia. Ada tiga generasi biofuel: biofuel generasi pertama (terbuat dari gula, tepung, minyak makan, atau lemak hewan), biofuel generasi kedua (terbuat dari non-tanaman pangan), dan biofuel generasi ketiga (terbuat dari ganggang). Ada beberapa keunggulan penting biofuel dibandingkan bahan bakar fosil, dan salah satu yang sering dibicarakan adalah bahwa biofuel merupakan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil, karena biofuel secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil. Bahkan ada yang mengatakan bahwa biofuel bersifat karbon netral, tapi hal ini tak selamanya benar karena dibutuhkan banyak energi untuk menumbuhkan tanaman bahan bakunya dan untuk mengubahnya menjadi bahan bakar, jadi ini pasti agak mengurangi dampak positifnya terhadap lingkungan. Namun biofuel masih jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil konvensional. Generasi kedua biofuel secara signifikan lebih ramah lingkungan daripada yang pertama, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa biofuel generasi pertama dapat mengurangi sampai 60% emisi karbon dibandingkan bahan bakar fosil, sedangkan pada biofuel generasi kedua angka ini telah naik menjadi 80%. Keuntungan lain dari biofuel adalah keamanan pasokan. Permintaan tinggi untuk minyak bumi telah meningkatkan harga minyak, dan juga adanya masalah tertentu dalam hal pasokan seperti masalah geopolitik. Biofuel memastikan pasokan konstan karena bahan bakunya dapat tumbuh dan diproduksi di dalam negeri, tanpa perlu diimpor. Produksi biofuel juga bisa sangat menguntungkan di banyak negara yang bergantung pada produk minyak suling, bisa mengurangi biaya impor minyak yang terus meningkat, terutama untuk negara-negara berkembang. Biofuel juga memiliki potensi untuk memecahkan masalah energi di negara berkembang karena sebagian besar negara tersebut beralih ke batubara untuk memacu pertumbuhan ekonomi mereka. Batubara adalah sumber energi yang paling murah tetapi batubara juga merupakan sumber energi paling kotor, dan produksi biofuel dalam negeri di negara berkembang berarti menurunkan tingkat polusi pembangkit listrik batu bara, dan mengurangi dampaknya terhadap perubahan iklim. Biofuel juga memiliki kekurangan. Biofuel secara umum memang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil, tetapi ini tidak berarti bahwa biofuel tidak menyebabkan masalah pada lingkungan. Misalnya beberapa ahli lingkungan khawatir bahwa produksi biofuel akan menciptakan masalah pada keanekaragaman hayati, karena banyak binatang akan kehilangan habitatnya akibat lahan yang semakin banyak digunakan untuk memproduksi biofuel. Biofuel juga bisa menyebabkan masalah deforestasi yang lebih hebat di beberapa negara berkembang karena hutan terus dibuka untuk membuat jalan bagi produksi biofuel. Biofuel generasi pertama memiliki masalah moral yang serius, berupa pasokan pangan global. Di dunia, dimana hampir satu miliar orang dilanda kelaparan, timbul pertanyaan apakah layak untuk memproduksi bahan bakar dari bahan pangan. Jika biofuel menguntungkan bagi petani, mereka mungkin akan menanam tanaman pangan untuk tujuan bahan baku produksi biofuel, yang berarti akan mengurangi jumlah bahan pangan di pasaran. Berkuranganya bahan pangan berarti harganya akan semakin tinggi, inflasi meningkat, dan tentu saja akan ada lebih banyak orang lapar di dunia. Ini adalah alasan mengapa banyak orang yang menentang produksi biofuel generasi pertama karena produksi pangan harus jauh lebih dipentingkan daripada produksi bahan bakar, terlepas dari keuntungannya yang tinggi. Biofuel juga membutuhkan sejumlah besar air yang digunakan untuk irigasi bagi tanaman bahan bakunya, dan hal ini bisa menyebabkan masalah kekurangan air. Juga, meskipun terdapat banyak kemajuan di industri mobil, tetapi sebagian besar mobil masih belum benar-benar dirancang untuk berjalan menggunakan bahan bakar biofuel. Demikian keunggulan dan kekurangan biofuel. Riset dan penelitian mengenai biofuel terus dilakukan. Dan kita berharap masalah-masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan biofuel akan dapat dipecahkan dan biofuel menjadi alternatif energi yang makin layak untuk umat manusia. Baca Juga :

Biogas Mulai Populer Di Kawasan Asia

Mengolah Limbah Makanan Jadi Biogas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline