Lihat ke Halaman Asli

Tri Deri Gunawan

Mahasiswa Ilmu Hukum

SILATURASA! KKN MD 01 "Harsa Nawasena" UNUSIA bersama Masyarakat Desa Cidokom, Rumpin, Kabupaten Bogor

Diperbarui: 15 Agustus 2024   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bersama Perangkat Desa Cidokom/dokumentasi tim KKN MD O1

Kamis, 15 Agustus 2024- Pada acara pembukaan ini merupakan ajang silaturasa mahasiswa dengan masyarakat, sekaligus peresmian dimulainya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bersama Perangkat Desa serta Masyarakat di Kantor Balai Desa Cidokom.

Berbagai problematika yang dikeluhkan oleh masyarakat pada mahasiswa KKN, menjadi pondasi utama program kegiatan yang akan direalisasikan. Ini bukan suatu tantangan yang menghambat geraknya kawan-kawan KKN, melainkan suatu kewajiban. "man jadda wa jadda" yang artinya "barangsiapa bersungguh-sungguh, maka jadilah"

Desa Cidokom memiliki beberapa kampung, yaitu : Kampung Lebak Ela, Parung Badak II, Babakan Sirna, Cinyurup, Lio, Pabuaran Tutul, Ganjor, Bojong Lio, Cigihing, Cidokom, Tutul, Siang, Parung Badak, Cemplang, Neglasari dan Cijaura. Mahasiswa KKN MD 01 "Harsa Nawasena" melakukan pengabdian di Kampung Pabuaran Tutul .

Dengan ini, merealisasikan salah satu tugas tridharma perguruan tinggi yakni Pengabdian. jangan hanya dikampung yang di mukim, tapi melebar dalam beberapa kampung tetangga dalam hal tersebut kantor desa siap menjadi narahubung bagi mahasiswa yang menjalankan KKN. Ucap Bpk. Dedi Setiyadi (Plh Kades Cidokom)

Mahasiswa yang sedang menjalankan KKN yang membawa tema dengan "Membangun desa" tiada lain untuk majukan pendidikan dikalangan masyarakat khususnya di Kabupaten Bogor.

Teori dalam pelajaran bangku perkuliahan tentu akan sangat berbeda ketika mahasiswa langsung terjun di kalangan masyarakat. Dalam hal ini sebagai mahasiswa yang menjadi pelapor perubahan atau agent of change tentu menjadi harapan bagi masyarakat, dari berbagai kebiasaan mahasiswa tentunya memiliki perbedaan dengan masyarakat.  Sehingga menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk bisa memahami "bedo deso, bedo adat" bahwa dalam setiap daerah pasti memiliki kebiasaan yang berbeda. Ucap Bpk. Waspada, S.Ag.,MM (Dosen Pendamping Lapangan)

Selanjutnya, pemotongan pita sebagai simbolis pembukaan yang dipandu oleh bpk. Plh Kades dan didampingi oleh Babinsa, DPL, dan Tokoh Masyarakat Desa Cidokom.

Simbolis Pembukaan (Pemotongan Pita)/dokpri

Pesan dari masyarakat, semoga dengan pemotongan pita ini merupakan "terputusnya" segala hambatan dan halangan agar program yang digagas dapat dilaksanakan secara lancar layaknya air mengalir tanpa gangguan.

Semoga yang disemoga, tersemogakan... Aamiin ya rabbal 'alamin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline