#pentigraf
Perangkap Ketua Tikus
Oleh: Tri Darmanto
Matanya tajam menyapu arah, mencari-cari sumber bau yang mungkin bisa ditemukan entah di penjuru mana. Hidung mengendus-endus. Berhari-hari ditingkatkan kemampuan membau agar radius sampai beratus-ratus meter. Keadaan memaksa beradaptasi agar hidup bisa dilanjutkan. Cepat tapi pasti usaha itu membuahkan hasil. Kemampuan mengendus meningkat tajam.
Sebagai ketua gerombolan tikus membuat dia memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan seluruh anak buah. Mereka tidak boleh mati konyol sebab kelaparan. Mewabah virus covid-19 membuat pemerintah Jepang memerintahkan restoran-restoran tutup untuk mencegah masif penularan. Hal itu berarti membuat gerombolan tikus kehilangan sumber makanan. Sisa sajian restoran yang banyak berjejer di kota Shin Okubo. Dulu setiap waktu mereka berpesta sampai puas. Beragam menu yang ingin mereka nikmati selalu mudah didapat. Di tong-tong sampah, saluran air, bahkan berceceran di dapur.
Kaki terus melangkah. Menyusur cepat gang demi gang. Hidung juga terus mengendus. Sangat berharap menemukan sumber makanan. Hampir tiga jam waktu berlalu. Hanya orang-orang bersliweran melepas stres. Belum ditemukan barang secuil roti atau makanan lain. Dia tetap tidak menyerah. Sampai di ujung gang yang terdapat restoran Indonesia, hidung mengendus bau aneh. Semacam ikan. Mungkin ikan yang dimasak dengan menu negara itu. Dia bergegas menuju sumber bau. Tidak ingin kedahuluan oleh tikus kelompok lain. Tanpa pikir panjang digigitnya. Tiba-tiba!!! Jekrek!!! Betapa kaget, sebuah perangkap besi telah memenjarakannya.
Tokyo, 10 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H