Tri Budhi Sastrio
Kalau ada teman tiba-tiba menyebut nama
Farina, Giuseppe Farina tepatnya,
Apa yang kira-kira diingat oleh kita? Tidak ada,
itulah tepatnya reaksi pertama.
Kalau data ditambah dengan kata kunci
berikutnya, Alfa, Alfa Romeo pastinya,
Orang pasti mulai sedikit cerah meskipun
mungkin tetap berkerut karenanya.
Giuseppe Farina dan Alfa Romeo ... ah …
bukankah ini nama khas Eropa sana,
Sementara yang kedua kalau tidak salah itu
merek mobil terkenal di dunia?
Kalau sudah begini tentu amat dekat dengan
fakta realita yang sebenarnya,
Karena Giuseppe Farina memang mengendarai
mobil balap bermerek Alfa
Ketika menjadi juara dunia pertama balap mobil
paling bergengsi formula.
Lalu apa hubungan ini semua dengan pendek
panjangnya ingatan manusia?
Ha ... ha ... ha ... sabar bung, sabar bang, sabar
nona, ... di dunia mana ada
Peristiwa yang benar-benar mandiri dan tidak
kait mengkait dengan lainnya?
Semua terkait dan selalu terkait, terjalin dan
terpilin dalam putaran karma.
Lauda, Senna, Schumacher, dan yang paling
akhir generasi Vettel tentu saja,
Adalah rentetan sejumlah olahragawan yang
dalam balap mobil mereka berjaya.
Coba saja mereka tidak menjuarai formula, lalu
apa ada yang ingat mereka?
Itulah manusia dan ingatannya, pendek-pendek
saja, bahkan ribuan peristiwa
Yang terjadi kemarin lusa atau minggu ketiga
jelas tidak mungkin semuanya
Dapat diingat dan disimpan dalam memori otak
manusia, hanya untungnya
Tiba juga masa revolusi penyimpanan data yang
jika sistemnya normal bekerja
Ingatan manusia diperpanjang hampir tak
terhingga, karena dengan klik saja,
Eh, semua data lengkap tersaji purna begitu saja
di depan layar komputer kita.
Luar biasa sehingga diduga bahkan malaikat
dan dewa pun dibuat iri karenanya.
Coba bayangkan saja, kejadian apa selama lima
dasar warsa terakhir di dunia
Yang tidak bisa diakses dan dihadirkan ke depan
mata ... ah, hampir semuanya
Bisa, nyata, dan fakta sekaligus realita, ingatan
manusia walau tanpa sengaja,
Diperpanjang secara luar biasa, tidak hanya
gudang penyimpanan datanya
Tetapi juga kemampuan mengambil kembali
semua simpanan data kapan saja.
Bravo pada kemampuan otak manusia yang
mampu merekayasa ini semua.
Hanya saja dengan catatan besar luar biasa,
kalau keadaan normal-normal saja.
Bagaimana kalau suatu ketika entah mengapa
ada ‘orang gila’ yang ternyata bisa
Dan mempunyai kemampuan menghapus semua
yang telah disimpan di sana?
Semua data tiba-tiba sirna dan menghilang
begitu saja dari semua gudangnya,
Apa yang tersisa hanya garis kosong tak
bermakna, bahkan juga cadangannya.
Ikut pergi dan tidak tahu ke mana rimbanya, lalu
akan seperti apa umat manusia?
Panik? Tidak berdaya? Kembali ke peradaban
jaman lama andalkan catatan saja?
Teorinya mungkin sudah ada, skenarionya
mungkin sudah dicoba, penangkalnya
Mungkin juga sudah disediakan, tetapi apakah
semuanya bisa hadapi itu bencana?
Saya justru meragukannya ... menurut saya
umat manusia pasti belum siap sedia
Jika detik ini juga semua data – entah mengapa
– tiba-tiba menghilang begitu saja.
Hidup umat manusia rasanya sangat tergantung
pada data, pada penyimpannya,
Pada sistem untuk menghadirkannya, dan pada
sistem untuk mencatat apa saja.
Jangankan sampai sirna tidak bersisa, sedikit
terganggu saja, maka dampaknya
Benar-benar luar biasa ... kepanikan serta
bencana tentu dapat terjadi begitu saja.
Ambil saja contoh bagaimana jika semua data di
sebuah pesawat terbang serta
Data di menara pengendalinya sirna menghilang
dan tidak ada jejak atau sisa?
Bukankah semuanya akan buta dan terbang
buta tanpa data tentu saja bencana,
Apalagi jika semuanya berlangsung dalam
waktu cukup lama, yah ... pasti petaka.
Ketergantungan pada data dan kecanggihan
sistem penyimpannya serta juga
Kehebatan sarana untuk menghadirkan kembali
semua data sudah cukup lama
Membelenggu manusia, sayangnya tidak banyak
yang menyadarinya karena
Sebagian besar dari kita justru sibuk dengan
masalah ketergantungan narkoba.
Banyak kampanye dilancarkan untuk
memastikan bahwa ketergantungan pada
Narkoba adalah petaka, adalah bencana,
karenanya harus diperangi kapan saja.
Lalu bagaimana dengan ketergantungan pada
data, kita semua jadi korbannya,
Tetapi tidak ada tindakan memadai dilakukan,
bahkan yang menyadarinya saja,
Mungkin tidak banyak jumlahnya, padahal
dampaknya kan lebih luar biasa?
Yah ... memang begitulah manusia, sekali
persepsi terbentuk yang lain ditunda,
Penting atau tidak yang tertunda, seringkali
ternyata bukan masalah luar biasa.
Yah ... sekarang ayo beralih ke masalah yang
lain saja sebagai kelanjutannya.
Pada mulanya, tanpa keikutsertaan ingatan
yang direkayasa, ingatan manusia
Memang dibuat pendek-pendek saja, dan ini
semua tentu saja ada maksudnya.
Coba dibayangkan kalau semua kejadian eh
selalu teringat dengan begitu saja,
Apakah kita dapat bahagia ... rasanya sih tidak
juga ... kita bahagia karena kita
Mempunyai kemampuan untuk lupa, lupa pada
banyak peristiwa karenanya bisa
Bahagia ... lalu mengapa gembira dan senang
luar biasa terhadap hasil rekayasa
Memperpanjang ingatan sampai-sampai-sampai
tak terbatas akhir dan ujungnya?
Semoga dengan digubahnya larik-larik cahaya
sederhana, nanti akan ada juga
Yang menyadari ini semua, walau harus diakui
biasanya mereka tuna kuasa,
Padahal sejarah menunjukkan diperlukan
banyak kuasa untuk mengubah dunia,
Walau terlalu banyak kuasa bisa juga digunakan
untuk menghancurkannya.
Data itu penting tentu tidak ada yang
meragukannya tetapi jika dibiarkan saja,
Jaring-jaringnya akan menjerat erat dan kalau
sudah terlambat tidak ada cara
Untuk selamat, semua akan terjerat erat-erat
dan tidak selamat pada akhirnya.
Ibarat seranggga di jaring laba-laba, kalau ingin
bahagia ya jangan terjerat data.
Essi 241 – POZ14122012 – 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H