Hosabi versi Kasidi 48 -- Tuhan pun ke Yerusalem
Bagi Kasidi Yerusalem itu pernah sempat dipikirkan sebagai kota yang penuh dendam dan kebencian meskipun mungkin saja kota ini jauh lebih hebat dan dahsyat dari itu menilik bahwa Tuhan pun ternyata 'tidak pernah berhasil' menyatukan kota dan penduduknya di bawah kepak dan naungan sayap Sang Penebus. Hebat dan luar biasa dahsyat, bukan? Mungkin sebagai penghormatan untuk kota yang 'gagal' ditaklukkan bahkan oleh Tuhan ini, sebuah 'Essi Abadi untuk Sebuah Kota Dendam dan Benci' haruslah juga digubah nanti dan hasilnya haruslah menerus disertakan kapan saja Hosabi Kasidi atau Homili Kasidi dibukukan.
Sekarang ayo fokus menyimak apa yang dikatakan Tuhan tentang kota suci dengan penduduk yang penuh dendam dan benci ini.
'Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Tuhan: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." Jawab Tuhan kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.'
'Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Mengapa Tuhan sebagai induk ayam tidak berhasil dan selalu gagal mengumpulkan menjadi satu semua anak ayam Yerusalem? Jawabnya sederhana dan cuma satu yaitu karena kehendak Bapa tidak seperti itu. Tuhan boleh ingin ini atau ingin itu tetapi jika tidak selaras dengan kehendak Bapa maka yang boleh terjadi hanyalah kehendak Bapa dan bukan kehendak Putra.
Yang juga mengejutkan tentang Yerusalem adalah pernyataan Tuhan bahwa 'tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem,' dan itulah sebabnya Dia harus ke Yerusalem untuk itu. Sebuah pernyataan sarat dengan paradoks dan ironi serta tentu saja dahsyat bagi yang mendengar pernyataan ini dan mengerti apa yang akan terjadi. Para murid mungkin banyak yang tidak mengerti tetapi Kasidi meyakini bahwa Bunda Tuhan yang cerdas itu pasti paham apa yang akan terjadi terhadap Putranya. Sulit membayangkan apa perasaan seorang ibu jika mengetahui keputusan Putranya akan berakhir dengan kematian dan dia tidak bisa mencegahnya. Mungkin selama ini Maria dikenal sebagai sosok yang pasrah dan menyerahkan semuanya pada Sang Mahapenentu tetapi adalah omong kosong jika ada yang mengatakan bahwa wanita itu bisa tenang dan tidak risau melihat kematian Putranya semakin dekat.
Tuhan telah berulang kali dibawa ke Yerusalem oleh bapa dan bundaNya, Dia sendiri juga sudah berulang kali datang ke kota ini, tetapi setelah tahu bahwa waktunya sudah dekat untuk 'mati' Tuhan pun tahu bahwa Dia harus datang ke Yerusalem untuk terakhir kalinya. Yang ini harus dilakukan karena itulah kehendak BapaNya. Kematiannya haruslah di Yerusalem dan tidak di tempat lain. Hanya di Yerusalem dan di Yerusalem.
'Dan Ketika Tuhan telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."
Apa yang dikatakan Tuhan ini benar adanya karena sepanjang sejarahnya dan sampai sekarang, seperti yang dicatat oleh Wikipedia, Yerusalem pernah dua kali dihancurkan sampai benar-benar rata dengan tanah. Kota ini juga pernah dikepung 23 kali, diserang 52 kali dan direbut serta direbut kembali 44 kali. Mungkin sulit dicari kota yang mempunyai reputasi seperti ini. Dua kali rata dengan tanah dua kali juga dibangun kembali. Puluhan kali diserang, puluhan kali jatuh ke tangan musuh, dan puluhan kali pula direbut kembali.