Hosabi versi Kasidi 44 -- Tuhan pun Mengutuk
Semua Sabda Tuhan haruslah diwartakan. Tidak boleh hanya yang menyenangkan atau hanya yang disuka yang disebarkan dan diwartakan tetapi sudah seharusnya semua tentang Tuhan dan SabdaNya haruslah terus menerus disebarkan. Apakah Sabda itu menyejukkan dan menimbulkan harapan dan menggelorakan semangat tetapi semua Sabda yang mengguncangkan iman, menciutkan nyali, bahkan yang membuat jiwa tidak tenang, haruslah juga diwartakan karena itulah perintah Tuhan.
Jangan memanipulasi, jangan merekayasa, jangan mengubah, jangan juga menggunakan Sabda Tuhan untuk tipu-tipu. Wartakan semua Sabda Tuhan dengan semangat dan apa adanya. Jangan dilebihkan juga jangan dikurangkan.
Berkaitan dengan 'Tuhan pun mengutuk', judul hosabi ini, ada baiknya jika ditilik dulu catatan yang dibuat dengan indahnya oleh Yakobus tentang lndah. Tulisan ini bagus sekali, tepat dan nyaris akurat, analogi yang digunakan tentang lidah. Supaya dapat dirasapi dengan pas, catatan tersebut akan dikutipkan agak lengkap.
'Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.
Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.'
Meskipun ilmu pengetahuan menunjukkan untuk berbicara diperlukan apa yang dinamakan 'organ of speech' secara lengkap dan tidak hanya lidah tetapi tanpa lidah hampir dapat dipastikan sulit berbicara. Yakobus mengibaratkan lidah itu seperti api yang tidak hanya dapat membakar tubuh tetapi juga dapat membakar segalanya, hanya sayangnya apinya diambil dari neraka.
Wah kan repot jika apa yang dikatakan oleh Yakobus benar mutlak padahal kenyataannya Tuhan pun menggunakan lidahnya untuk mengutuk, entah mengutuk benda dan barang atau mengutuk manusia. Lalu apakah lidah Tuhan yang seperti api berkobar itu apinya diambil dari neraka? Tentu saja tidak. Apinya dari sorga dan kutukan yang diucapkan justru untuk memuliakan Bapanya. Hebat, bukan?
Simak kisah berikut yang dicatat oleh seorang penulis: 'Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nya pun mendengarnya.