Lihat ke Halaman Asli

Tri Budhi Sastrio

Scriptores ad Deum glorificamus

Hosabi Versi Kasidi 24 - Tentang Injil, Apa Itu?

Diperbarui: 23 Mei 2024   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://i.etsystatic.com/40517395/r/il/6b85f2/4931410557/il_1080xN.4931410557_7nzf.jpg

Hosabi versi Kasidi 24 -- Tentang Injil, Apa Itu?

 Pertanyaan dalam judul di atas rasanya berlebihan dan mengada-ada karena semua orang percaya, apalagi yang total percaya pada Tuhan, tentu tahu apa itu Injil tetapi faktanya ternyata tidak demikian. Karena itulah Kasidi merasa perlu untuk sekali lagi menuangkan apa Injil berdasarkan Sabda Tuhan, berdasarkan fakta dan realita, berdasarkan apa yang dipikirkan oleh pikiran yang sederhana dan bersahaja.

Perintah Tuhan jelas. 'Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.' Bukan percaya pada Taurat, bukan percaya pada kitab para nabi, bukan percaya pada kitab para raja, bukan pada yang lain, melainkan pada Injil. Pada Injil dan bukan pada yang lain.

Untuk mereka yang masih sering sok tahu dan ngawur, ingat Sabda Tuhan yang sudah pasti benar, abadi, mengikat, lintas waktu dan bahkan lintas konteks ini. Lalu apakah Injil itu? Apakah Matius, Markus, Lukas dan Yohanes? Apakah itu atau apakah yang disebut Injil itu Tuhan sendiri? Atau Sabda Tuhan? Atau apa?

Ada kurang lebih 50 catatan tentang Tuhan, hanya 20 yang menyandang nama dan label Injil, dan hanya 4 yang diakui oleh Katolik.

Mengapa hanya 4 Injil yang diakui, disahkan dalam sejumlah konsili, dan diyakini tidak akan pernah diubah atau ditambah lagi. Jawabannya sederhana, sebuah kondisi yang disenangi oleh Kasidi, sederhana dan bersahaja, yaitu karena hanya empat Injil itu yang bisa dikonfirmasi bahwa penulisnya adalah benar-benar sesuai dengan nama yang dipakai. Sederhana dan bersahaja, bukan?

Injil Matius ditulis oleh murid Tuhan sendiri yaitu Rasul Matius, begitu juga dengan Injil Yohanes yang ditulis oleh Rasul Yohanes. Sedangkan Injil Markus dan Injil Lukas ditulis oleh murid Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Injil yang lain tidak diakui oleh gereja Katolik karena tidak dapat dikonfirmasi bahwa penulisnya sama dengan nama Injilnya.

Injil Maria, umpamanya. Tidak dapat dikonfirmasi bahwa penulisnya adalah Maria. Injil Yudas tidak dapat dikonfirmasi bahwa penulisnya adalah Yudas. Bahkan Injil Petrus, karena tidak dapat dikonfirmasi itu benar ditulis oleh Rasul Petrus, maka ya tidak diakui oleh Gereja Katolik. Sedangkan Injil yang ditulis oleh murid Petrus, karena dapat dikonfirmasi, maka ya diakui. Sederhana dan bersahaja, bukan?

Pertanyaan berikutnya, jika yang dimaksud Injil itu jelas, cuma ada 4 yang diakui, lalu mengapa rasanya susah amat untuk secara sederhana percaya pada hanya Sabda Tuhan yang ada dalam 4 Injil itu? Mengapa susah amat? Atau jangan-jangan yang dimaksud dengan Injil itu jauh lebih luas dari yang empat ini karena bermakna Tuhan sendiri, karena bermakna semua Sabda Tuhan, baik yang dicatat atau tidak dicatat?

Lha kalau tidak dicatat lalu bagaimana atau dari mana tahu tentang Sabda Tuhan? Dari imajinasi? Tentu tidak, bukan? Lalu darimana atau harus bagaimana? Mungkin dengan merenungkan Sabda Tuhan pada salah murid yang namanya dipakai sebagai nama Injil tetapi tidak diakui karena tidak terkonfirmasi bahwa memang dia penulisnya, sebuah sikap yang harus dipilih dan diambil akan muncul.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline