Lihat ke Halaman Asli

Tri Budhi Sastrio

Scriptores ad Deum glorificamus

Kasidi Nomor 585: Hari untuk Wanita

Diperbarui: 30 Maret 2022   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.aliexpress.com/i/32411057743.html

Kasidi 585  Hari untuk Wanita

Di Indonesia mungkin hanya ada tiga hari yang ditetapkan sebagai peringatan bagi kaum wanita yang berjasa. Hari Kartini, hari Ibu dan hari Wanita Sedunia. Sementara TNI dan Polri lengkap mempunyai hari peringatan bagi wanita yang berbakti dalam kelompoknya. Khusus untuk keluarga, Indonesia bukan apa-apa hari peringatannya.

Ambil saja Polandia sebagai contohnya. Negara ini lengkap hari peringatannya. Hari ibu sudah pasti ada, tetapi hari bapak juga punya. Hari anak ada, hari kakak ada, hari adik turut serta, bahkan hari cucu juga masuk di dalamnya. Kemudian ada hari kakek, nenek, paman, bibi, pokoknya sebut saja anggota keluarga, sudah pasti ada hari peringatannya. Kalau memang belum ada, ya silahkan saja dibuatkan harinya. Rasanya mereka tidak akan keberatan tuh ... ha ... ha ... ha ... Polandia ...!

Bahkan kalau perlu diusulkan saja 'Hari Tetangga', sebuah hari yang menurut saya sangat penting artinya. Emangnya ente semua hidup sendirian di dunia? Pasti punya tetangga, bukan?

Hari Kartini sebentar lagi akan diperingati di Indonesia. Beragam acara telah dikemas dan disiapkan untuk menyambutnya. Semoga saja semua ibu dan bunda yang Kartini selalu berbahagia dan tetap sabar serta setia mengasuh anak-anaknya yang kadang kala menjengkelkan dan tidak tahu berterima kasih. Tetapi ibu dan bunda memang luar biasa. Rasanya terlalu meremehkan mereka kalau kita khawatir berlama-lama. Mereka itu siap melakukan apa saja dan siap menanggung beban apa saja sepanjang menyangkut anak-anaknya.

Pasti banyak saksinya dan Kasidi salah satunya. Mama yang sekarang telah tiada, yah sampai di hari tuanya tetap memikirkan anak-anaknya, sayangnya bakti kami anak-anaknya rasanya sama sekali bukan apa-apa. Beliau telah berpulang dan rasanya kami ini belum melakukan apa-apa ... lalu apakah nanti masih ada 'muka' jika kembali bertemu atau ditanya? Semoga ampunan selalu dikaruniakan pada kami anak-anak yang kurang berbakti ini.

Ibu, bunda, mama, atau apa saja istilahnya, mereka adalah wanita luar biasa. Mereka itu segala-galanya. Sayang banyak sekali yang hanya pandai berucap melalui lidah dan bibir saja, sementara yang benar-benar menunjukkan dalam sikap dan perilaku kadang tidak terlalu banyak juga. Kalau seandainya saja semua orang senantiasa teringat pada kebaikan dan jasa mamanya yang tiada tara, negara pasti damai dan sejahtera setiap harinya. Sayang bukan itu realitanya.

Semua wanita juga luar biasa. Simak saja lirik lagu yang pernah menjadi kesukaan istana. Mereka itu luar biasa, puji sang penghuni istana. Luar biasa tidak ada taranya.

Remang-remang sinar lampu wayah sore
     ganti surute srengenge
Nunggu kakang wis lawas langka kabare,
     rasa pegel duh kakang sun ngentenane
Remang-remang sinar lampune madangi,
     kadang keton lintang wis ora perduli
Kula seneng waktu deweke njanjeni, wong
     ganteng aja gawe lara ati
Jare lunga bli suwe, lawas olih sewengi.
     Kula percaya bae, nyatane kakang bohongi
Angel jaman saiki, luruh lanang sejati.
     Sewu mung ana siji, kang siji wis duwe rabi
Remang-remang sepanjang jalan pantura,
     gadis manis pada midang pinggir dalan
Jare seneng bisa bantui wong tua, kadang
     nangis urip mengkenen sampai kapan

(Kasidi 585 -- 087853451949 -- tbs/sda30032022)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline