Essi 236 -- Anjing? Yah ...
Tri Budhi Sastrio
Jika ada binatang diapresiasi oleh banyak orang
sebagai sangat setia,
Mungkin itu anjing, karena ia memang dikenal setia
pada majikannya.
Selama sang majikan masih menyukainya, selama
itu pula ini satwa
Akan menemani si majikan betapa pun buruk
kondisi dan keadaannya.
Bahkan pada banyak catatan dan cerita, anjing
sering kali dipuja-puja
Sebagai teman dan sahabat yang jauh lebih setia
dibanding manusia.
Mungkin memang ada benarnya walau dapat saja
ini hanya hiperbola.
Anjing sebagai binatang yang sangat setia
memang banyak buktinya,
Tetapi manusia yang perilaku sikapnya setia juga
banyak jumlahnya.
Anjing sangat setia, manusia juga sangat setia,
walau yang namanya
Pengkhianat tampaknya jauh lebih banyak
ditemui pada ras manusia.
Ada satu hikayat bercerita konon kabarnya
anjing itu binatang pertama
Yang diperkenkan masuk ke surga, yah ... jika
ini benar, inilah pertanda
Bahwa anjing penghuni surga tetapi karena ini
hanya hikayat dan cerita,
Maka masalah kebenarannya biar nanti saja
dibuktikan sendiri di sana.
Tapi yang berikut ini jelas tidak hanya sekedar
hikayat, ini kisah nyata.
Lokasinya di kawasan Shibuya, Tokyo, kawasan
ramai negeri sakura.
Seorang guru besar, tinggal di kawasan ini, dan
setiap hari naik kereta.
Berangkat pagi pulang sore, begitulah setiap hari,
kecuali libur tentunya,
Si guru besar berangkat ditemani anjingnya, hanya
sampai stasiun saja.
Kereta berangkat anjing pulang, ia kembali lagi
ke sana tepat pukul tiga.
Begitulah, berangkat pagi pulang sore, guru besar
ditunggu anjing setia.
Bertahun-tahun berlalu hingga lama-lama menjadi
pemandangan biasa.
Semua yang bermukim di kawasan sana dan naik
kereta dari Shibuya,
Akhirnya paham juga ... berangkat pagi pulang sore,
dua-duanya ada.
Si tuan naik kereta, anjing pulang dan ia baru
kembali tepat pukul tiga
Ketika tuannya tiba ... sampai suatu ketika si
anjing setia bingung juga.
Tuannya tak turun dari kereta pukul tiga,
begitu juga kereta berikutnya.
Senja berlalu, malam tiba, dan kereta terus saja
bergantian lewat sana,
Tetapi si guru besar tidak kunjung tiba ...
satu hari, dua hari, hari ketiga,
Petugas di sana tergugah juga, ya pasti ada
yang tidak beres desahnya.
Setelah mencari berita yah benar juga,
profesor Ueno meninggal dunia.
Kerabat dekat yang dihubungi universitas
memutuskan bawa beliaunya
Langsung ke rumah sakit dan dari sana
diputuskan proses selanjutnya.
Membawa jenasah pulang ke apartemen
memang tidak biasa di sana.
Kerabat dekat juga lupa bahwa ada Hachiko
yang terus dengan setia
Menunggu tuannya di stasiun Shibuya, dan
akibatnya tanpa disengaja
Hubungan bertahun-tahun diputus begitu saja,
bahkan hebohnya cerita
Bagaimana si anjing setia berhari-hari hampir
mati menunggu di Shibuya
Tidak sampai ke telinga mereka, yah mungkin
ini memang kehendakNya.
Tetapi cerita tidak sampai di situ saja,
si anjing setia - entah bagaimana,
Konon setelah berhasil dibujuk untuk makan
oleh petugas stasiun kereta,
Ia berkenan pergi dan menghilang entah ke mana,
tetapi setiap pukul tiga,
Selalu datang ke stasiun Shibuya menunggu
tuannya sampai malam tiba.
Waktu terus berlalu, stasiun semakin ramai saja,
tetapi si anjing nan setia
Laksana bunga sakura, tidak pernah lupa
selalu datang setiap pukul tiga.
Rontok, kembang, mekar bergantian begitulah
bunga sakura di Shibuya,
Dan tanpa terasa sembilan tahun berlalu sejak
peristiwa petugas kereta
Berhasil membujuk si anjing setia lanjutkan
hidup walau tanpa tuannya.
Kemudian ... satu peristiwa yang mungkin biasa,
tetapi saat kejadiannya
Jelas menggemparkan banyak warga Shibuya
termasuk pemerintah kota
Ketika si anjing setia ditemukan tak bernyawa
di jalan dekat stasiun kereta.
Setelah sembilan tahun tanpa jeda ke stasiun
tunaikan tugas yang sama,
Tunai sudah tugas si anjing setia menunggu
tuannya yang tak pernah tiba.
Guna menghormati kesetiaan si anjing yang
tiada tara ... pemerintah kota
Berkenan membangun patungnya berdampingan
dengan stasiun Shibuya.
Berkecamuknya Perang Dunia II di Jepang
pernah hancurkan patungnya,
Tetapi mungkin mengingat jasa sang anjing setia
kembali pemerintah kota
Bangun patungnya setelah perang usai ...
kisahnya seabadi bunga sakura.
Kisah kesetiaan yang setara juga dapat
ditemukan pada sejumlah negara.
Amerika, Skotlandia, Australia, Belanda,
Polandia, dan bahkan Indonesia,
Mempunyai cerita guna menunjukkan betapa
luar biasa setianya ini satwa.
Singkat kata satwa ini pada sejumlah budaya
mendapat tempat istimewa.
Bahkan pada banyak keluarga posisinya
dapat setara anggota keluarga,
Jika sakit diobati sebagai mestinya, dibawa
ke dokter bukan hal langka.
Bahkan ketika meninggal dunia tidak jarang
ada yang sedih berlama-lama.
Kalau tentang kisah dan cerita, yang dicetak
atau ke layar perak aksinya,
Jelas tidak terbilang banyaknya dan pada
umumnya banyak yang disuka.
Inilah sekelumit fakta dan realita guna
menunjukkan betapa hebatnya ia.
Tetapi ... yah tetap saja telinga akan merah
membara tanda tidak terima
Manakala negara apalagi bangsa tiba-tiba
disamakan dengan ini satwa,
Apalagi niatannya memang mengolok-olok,
merendahkan dan menghina
Seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh
pendukung sepak bola Malaysia.
Coba bayangkan jika lantunan kata bernada
menghina bangsa dan negara
Indonesia itu Anjing ... Indonesia itu Anjing ...
bergema keras membahana,
Berulang-ulang hampir sepanjang pertandingan
mengoyak pendengarnya.
Tak hanya yang hidup yang membara, mereka
yang telah tenang di sana,
Bisa juga murka tidak terkira-kira tanda tidak
terima bagaimana ini bangsa
Eh ... dilecehkan begitu hebat justru oleh negara
serumpun dan tetangga.
Indonesia itu bangsa ... Indonesia itu negara ...
berdaulat serta merdeka,
Bagaimana bisa dilecehkan serta dihina
disaksikan jutaan pasang mata,
Sementara para pejabatnya diam dan tenang-
tenang saja, tuna reaksinya?
Jika Gadjah Mada dan Nala masih bernyawa
mungkin sudah digempurnya
Kerajaan yang membiarkan rakyatnya seenaknya
mengolok dan menghina.
Anjing memang binatang yang istimewa, pintar,
cerdas, cekatan dan setia.
Tapi nama satwa ini dapat juga digunakan
menembakkan makna berbeda,
Dan itulah yang sedang dilakukan oleh mereka,
kurang ajar tidak beretika.
Tetapi sekarang memang sudah bukan jamannya
Gadjah Mada atau Nala,
Menggempur dan perang terbuka hanya gara-gara
pendukung sepak bola.
Perang senjata terbuka memang tidak boleh ada,
tetapi perang dunia maya,
Perang kata-kata, perang moral dan etika,
tetap boleh dilancarkan seketika,
Dan ... melalui catatan api murka perang
dunia maya 'tuk penghina bangsa
Dinyatakan mulai dan akan terus membara
sampai permintaan maaf terbuka
Diminta oleh mereka yang sadar bahwa para
'kecoa' tidak pantas menghina.
Catatan ini juga akan disebar sehingga para
duta mereka di seantero dunia,
Paham benar bahwa tak pada tempatnya
para 'kecoa' rendahkan Indonesia.
Essi nomor 236 -- POZ04122012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H