Lihat ke Halaman Asli

Tri Budhi Sastrio

Scriptores ad Deum glorificamus

Essi Nomor 247: Vonis Bagi Sang Jelita

Diperbarui: 30 April 2021   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://bolosrewu.blogspot.com/2012/02/angelina-sondakh-yang-tenang-dan.html

Essi 247 -- Vonis Bagi Sang Jelita
Tri Budhi Sastrio

Yang jelita, yang menderita, dan yang berdusta mungkin lebih pas,
Menilik sampai vonis jatuh sang nona jelita tetap kukuh bersikeras
Menyangkal dakwaan plus semua temuan KPK, semua bukti keras.
Dia yang jelita sudah jelas amat menderita, hidup bebas terampas,
Padahal buah hati amat lucu-lucunya dan buat orang pada gemas.
Dia jelita, dulu mungkin bahagia, dan sekarang menderita, itu jelas.
Banyak yang prihatin, banyak yang kasihan ... banyak yang cemas
Tetapi juga tidak sedikit yang marah, jengkel, gemas, dan was-was
Koruptor ini lolos dari jerat hukum di negeri yang memang tak jelas,
Jika keadilan berbaur dengan politik pemilik kekuasaan tanpa batas.

Dalam komentar terhadap sejumlah berita yang ada di dunia maya,
Seorang pemberi komentar -- mungkin amat jengkel -- merajut kata
Seperti berikut - Yah... sudah jelas menerima uang tetapi nyatanya
Sampai saat akhir masih berdusta, menurut saya orang macam dia
sebaiknya dihukum lipat dua dari tuntutan jaksa, tentu kalau ini bisa.
Bersalah itu mah biasa, tetapi tetap ngotot serta terus saja berdusta
Benar-benar tak bisa diterima, entah apa yang ada di otak  ini 'nona'.  
Kalau tak cukup punya malu pada orang lain, seharusnya kan punya
Malu pada dirinya sendiri, mengaku tidak punya BB kan jelas dusta.
Dan seterusnya ... dan seterusnya ... singkat kata dan inti ceritanya
Sang pemberi komentar jengkel tidak terkira, lho ... bagaimana bisa
Bukti yang sangat keras lengkap dengan transkrip pembicaraannya
Plus transkrip sejumlah sms-nya tetap saja ditolak seakan tidak ada.
Benar-benar terlalu ini nona, mengapa berdusta, padahal noraknya
Bahkan orang paling awam pun jelas merasa ... yah dasar pendusta.
Lebih jauh sang pemberi komentar menyinggung ayah si nona jelita.
Yang juga mengherankan tidak bisakah sang papa, ini komentarnya,
Memberi nasehat keras dan kuat pada putrinya untuk tidak berdusta?
Bukankah katanya dalam keluarga mereka ada nilai... nilai berdusta
Tentunya tidak masuk di situ kan ...  ya tentu saja, tak ada nilai dusta
Dalam keluarga, tapi mengapa tetap saja nekad berdusta tuh nona?
Lebih jauh si pemberi komentar memberi komentar para pengacara.
Untuk pengacaranya... mencari kebenaran dan keadilan, tugas Anda
Dan tidak malah menjerumuskan seorang klien semakin dalam saja
Dan semakin berkepanjangan dustanya ... rekaman BB itu tidak bisa
Berdusta, kalau orangnya bisa, ingatlah, walau anda mendapat dana
Sebagai hasil jerih payah membela perkara tapi kesalahan dan dosa
Yang harus ditanggung berlipat, jika klien dibiarkan terus berdusta.

Dusta tampak sedang mewabah pada semua lini jajaran elit negara.
Tampang jelas cerdas, air muka ramah, sikap tampak penuh takwa,
Tetapi hati bengkok dan culas ditambah lidah sangat piawai berdusta,
Terlihat jelas nyata jika perbuatan tercela diungkap dan jadi terdakwa.
Dalam kasus sang nona jelita, vonis bersalah telah jatuh atas kepala
Empat tahun enam bulan, ini vonis pengadilan tipikor tingkat pertama.
Juga ada denda yang jika tak dibayar harus ganti enam bulan penjara.
Tapi yang aneh ... tuntutan mengembalikan hasil korupsi pada negara
Sama sekali tidak disebut seperti tidak ada, lalu apakah ini sebabnya
Si nona jelita tampak cerah gembira walau vonis bersalah ke penjara?
Yah, aneh tapi fakta, divonis bersalah tapi tetap berdusta dan gembira.
 
Essi nomor 247 -- POZ11012013 -- 087853451949




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline