Essi 195 -- Beramai-ramai Membakar Rumah Sendiri
Tri Budhi Sastrio
Setahun itu kurang lebih tiga ratus enam puluh
lima hari jumlahnya,
Tetapi belum genap bulan Agustus purna
menyelesaikan tugasnya
Eh ... angka kebakaran di ibu kota negara sudah
dua kali besarnya.
Benar-benar luar biasa jika paling tidak, tiga kali
sehari api membara
Bahkan di kota yang padatnya seperti ibu kota ...
ini tetap luar biasa.
Kerugian harta benda tentu saja tidak terbilang
besaran dan nilainya
Tetapi yang paling tidak masuk logika ... itu lho ...
kok bisa-bisanya
Ramai-ramai berhobi membakar rumah sendiri ...
ya rumah mereka.
Sayangnya banyak sekali dari mereka yang tidak
ingat bahkan lupa
Membakar rumah sendiri yang juga ikut terbakar
kan rumah tetangga.
Kalau cuma satu dua mungkin tidak apa tetapi ini
ratusan jumlahnya.
Akibat lanjutannya dengan mudah bisa diterka,
ratusan anak manusia
Harus mengungsi dan berteduh di mana saja,
apa ini bukan bencana?
Bahkan juga ada berita bahwa hobi yang satu ini
berhasil memaksa
Seluruh penghuni alam sana mengadakan rapat
darurat luar biasa.
Agendanya? Ya membahas ulah manusia yang
dengan seenaknya
Menduduki begitu saja lahan yang jelas-jelas
bukan milik mereka.
Meskipun hasil akhir ini rapat luar biasa tetap
toleransi ujungnya,
Tetapi pesan yang amat jelas telah diberikan ...
jangan lama-lama.
Warga dunia maya yang penasaran pada rapat
dan juga agendanya
Silahkan simak saja catatan Rapat Darurat di Karet
Tengsin judulnya.
Ha ... ha ... ha ... bahkan warga alam sana ikut
jadi sibuk dibuatnya
Hanya karena ulah segelintir manusia yang
hobi bakar rumah miliknya.
Lho ... tetapi tunggu dulu, apa benar ada orang
punya hobi membara,
Laksana mahakaisar Nero itu penguasa Roma
yang konon kabarnya
Pernah membuat kotanya membara berlama-lama
dan hanya karena
Ia ingin menyelesaikan tulisannya yang bertema
api menyala-nyala?
Sang kaisar yang sejak kecil memang diragukan
kewarasan jiwanya,
Walau sang ibunda ingin sekali mendudukkan dia
ke atas tahta dunia.
Berkat bantuan satu penasehat yang sangat
luar biasa, ini orang gila
Memang sampai juga ke tahta, tetapi penasehat
korban pertamanya.
Lalu kemudian disusul sang bunda dengan
alasan yang agak berbeda
Masalah kuasa dan tahta, padahal apa sih
ancaman seorang bunda?
Kalau memang benar dia yang keluarkan titah
dan sabda, kata bunda,
Ketika utusan sang putra dengan pedang datang
guna mengambil jiwa,
Di sini saja sambil tunjukkan perutnya, tempat
sembilan bulan lamanya
Dia kubawa ke mana-mana agar dapat melihat dunia
dan naik tahta?
Dan memang itulah yang dilakukan sang caraka
utusan putra tercinta.
Duh Nero kaisar Roma ... entah setan mana
yang merasuk pikiran gila
Bahkan seorang bunda juga tak bisa lepas
dari tanganmu si raja tega.
Di Jakarta ibu kota jelas tidak ada Nero yang tega
membunuh bunda,
Tapi Nero yang hobi melihat kotanya membara
jelas banyak jumlahnya.
Hanya kalau Nero sangat berkuasa, eh yang
di ibu kota bentuk ujudnya,
Para pencuri listrik yang tak sadar bahwa
keinginan menghemat biaya
Eh ... malah berujung pemborosan yang tidak ada
tara membaranya.
Essi nomor 195 -- SDA23082012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H