Essi 193 -- Lebih Mahal, Lebih Lambat, Lebih Tidak Aman
Tri Budhi Sastrio
Waktu terus berjalan, manusia terus berubah, dan
dampaknya di mana-mana.
Inilah hakekat kehidupan, semua berubah meskipun
banyak juga yang sama.
Ya sama ... entah intinya, entah hakekatnya, tetapi
yang jelas tetap sama saja.
Karenanya, yang berubah atau yang sama, yang telah
atau yang segera tiba
Menjadi bagian tak terpisahkan dari manusia ...
eh berubah itu ternyata sama,
Dan sama itu ternyata berubah, sama-sama berubah
dan berubah sama-sama,
Sama-sama berubah dan tidak berubah pun ya
sama-sama ... yah inilah dunia!
Kembali ke dunia sederhana, jika ada dua produk
kualitasnya yah hampir sama.
Hanya yang satu lebih murah yang lain lebih mahal,
jelaslah pilihan pembelinya.
Yang lebih murah pasti menjadi pilihan utama,
dan yang lebih mahal harganya
Kalau toh tetap dibeli juga maka pasti sangatlah
khusus alasan pembenarnya.
Yang jelas dalam keadaan normal dan biasa
menjadi tidak masuk akal logika
Jika dua produk yang kualitasnya hampir setara,
eh yang mahal jadi pilihannya.
Hal yang sama juga terjadi pada spesifikasi produk
cepat lambat unjuk kerjanya.
Dalam keadaan normal dan biasa maka pilihan
rasional yang paling terutama
Pasti jatuh pada produk yang lebih cepat kerjanya,
mengapa lambat pilihannya
Jika yang lebih cepat tersedia dengan biaya
yang kurang lebih serupa setara?
Sementara kegunaannya juga tidak berbeda ...
lebih cepat lebih baik slogannya.
Lalu bagaimana dengan tidak aman ... jika dua produk
yang kurang lebih sama,
Yang satu lebih aman yang lain lebih tidak aman,
kira-kira mana pilihan utamanya?
Yah ... tidak perlu penelitian segala, jawabannya
sudah pasti untuk yang pertama.
Inilah logika dan realita adat dunia bahkan mungkin
sudah sejak jaman dulu kala.
Jika ada yang lebih murah orang tidak akan memilih
yang lebih mahal harganya.
Jika ada yang lebih cepat adalah tak rasional memilih
yang lebih lambat kerjanya.
Jika ada yang lebih aman mengapa harus yang lebih
tidak aman jadi pilihannya?
Berikutnya, bagaimana jika ketiga faktor penentu
pilihan ini bergabung jadi eka?
Produknya tidak saja lebih mahal, lebih lambat,
juga lebih tidak aman kerjanya?
Maka semakin tidak rasional jika pada produk
semacam ini dijatuhkan pilihannya.
Hanya anehnya sang produsen masih saja kuat
berharap laku keras itu jualannya.
Yang lebih aneh eh ternyata memang masih laku
tuh jualan meskipun tentu saja
Volumenya menurun drastis dan pangsa serta
segmen pasarnya juga tidak sama.
Pasti ada banyak cerita di balik ini semua
yang mungkin akan tetap jadi rahasia,
Jika tak ada yang berminat mengungkap, hanya
saja apa memang ia berharga?
Ya apa memang berharga ini cerita diungkap
dan naik tinggi-tinggi bak bendera
Walau mungkin hanya di angkasa dunia maya
yang semua warga negaranya
Haruslah aktif dan berinisiatif jika ingin nikmati
ini cerita ... apa cukup berharga?
Aha ... rasanya tidak juga ... tapi bagaimana
inovasi didorong sampai batasnya,
Mungkin lebih menarik dan berharga telaahnya
untuk siapa alami hal yang sama.
Bagaimana produk yang lebih mahal, lebih lambat,
lebih tidak aman eh ... bisa?
Bisa tetap jadi harapan dan mungkin primadona
di masa-masa depan nantinya.
Sayang sekali inovasi dan ceritanya -- yang sama
sekali tidak pernah jadi rahasia
Tetap saja tidak menarik untuk dikaji berlama-lama
karena ternyata ... ya ternyata
Biasa-biasa saja ... masih ada yang memerlukannya,
jadi walau lebih mahal biaya,
Lebih lambat tiba, dan lebih tidak aman barangnya,
yah tetap ada konsumennya.
Tempora labuntur, tacitisque senescimus annis,
baris yang menjadi pembenarnya
Tempora mutantur, nosque mutamur in illis,
lengkap purna mengapa begini jadinya.
Essi nomor 193 -- SDA21082012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H