Essi 181 -- Lho, Kalah KOK Nggak Boleh?
Tri Budhi Sastrio
Yang namanya pertandingan biasanya hanya ada
tiga hasilnya,
Tetapi ada sangat banyak pertandingan yang hasilnya
hanya dua.
Kalau bukannya kalah, ya menang ... kalau seri? ...
yah biasanya
Tanding terus sampai ada yang kalah atau menang,
ha ...ha ... ha ...
Nah filosofis dan realitas mendasar seperti inilah
yang seharusnya
Menjadi pegangan bagi penyelenggara pertandingan
di mana saja.
Singkat kata dalam satu pertandingan pasti ada
yang menang, juga
Pasti ada yang kalah, jika seri tidak lagi menjadi opsi
yang utama.
Satu pihak akan menang, satu pihak akan kalah,
inilah realitasnya.
Satu pihak boleh menang, satu pihak boleh kalah,
inilah faktanya.
Tidak mungkin dua-duanya kalah, tidak mungkin
juga keduanya
Tiba-tiba saja jadi pemenang, walau pernah juga sih
terbetik berita
Ada juara kembar namanya, dalam artian
pemenangnya ada dua.
Tetapi ini memang jarang dan karenanya bolehlah
dilupakan saja.
Hanya ada satu juara pertama, satu juara kedua,
satu juara ketiga.
Dan untuk menentukan digunakanlah cara yang
paling berterima,
Ada yang kalah ada yang menang, boleh kalah
boleh menang ya.
Karena olahraga tujuan utamanya bukan
semata-mata jadi juara
Maka biasanya olahraga sarat dengan apa
yang namanya etika.
Etika yang paling mendasar dan utama dalam
dunia olahraga
Tampaknya berkisar pada satu topik utama
dalam dunia mereka
Tidak boleh curang namanya, dan itulah sebabnya
peran kerja
Para wasit dan panitia pengawas sangatlah penting
dan utama.
Bahkan menggunakan bahan-bahan tergolong obat
kuat segala
Larangannya sangat jelas, tegas, berwibawa
dan yah berterima,
Artinya jika atlet karena ingin menjadi juara
gunakan obat dewa,
Kemudian wasit dan panitia pengawas dapat
membuktikannya,
Maka sanksinya jelas, status juara pasti akan
dicopot segera.
Semua atlit yang ingin menjadi juara tidak boleh
melanggar etika.
Jika ingin menang dan mau menjadi juara,
patuhi aturan mainnya.
Jangan gunakan obat kuat segala, gunakan
saja energi tenaga
Yang berasal alami dari jiwa dan raga buah kerja
latihan usaha
Singkat kata, asumsinya adalah semua atlit tentu
ingin jadi juara.
Lalu bagaimana andaikata jalan menuju ke tangga
juara pertama
Dipersepsi harus dilalui dengan teknik dan taktik
mengalah segala?
Apakah ini boleh dan tidak melanggar prinsip etika
utama olahraga?
Jawabannya sebenarnya sederhana, kalau menang
boleh diusaha,
Lalu bagaimana kalah dianggap salah dan langgar
etika utama?
Tetapi untuk ini sudah ada aturan mainnya,
siapa saja hendaknya
Berusaha sekuat tenaga jadi pemenang dan
bukannya kalah semata.
Karenanya mereka yang sengaja mengalah,
langgar etika namanya.
Ha ... ha ... ha ... mungkin inilah biang keladinya ...
ha ... ha ... ha ...
Saksikan atlit yang sengaja mengalah, memang bisa
muak melihatnya,
Tetapi kalau menang merupakan hak seorang atlit
jika memang bisa,
Lalu mengapa kalah juga bukan hak jika ada atlit
menginginkannya?
Essi nomor 181 -- SDA02082012 -- 087853451949