Essi 154 -- LOL, Ini Bukan dari Tolol, Ini LOL
Tri Budhi Sastrio
Makin banyak warga dunia maya gunakan ekspresi ini
layaknya tanggul jebol,
Airnya mengalir deras ke mana-mana dan banyak
pondasi rumah ikutan bobol.
Belum lagi batu, kayu, dan barang-barang lainnya
ikut ramaikan bak karambol.
Satu terpukul, dua ambrol, tiga empat lima terus
bertambah bak air masuk botol
Begitulah jika kata baru terus dipakai sebelum
akhirnya diakui seperti panadol,
Obat sakit kepala yang bisa dibeli kapan saja,
sama umumnya dengan teh botol.
Karena bagi yang sedang belajar sastra dan bahasa
ini layaknya aturan protokol.
Meskipun awalnya sempat membuat rasa
tidak nyaman seperti letusan pistol,
Karena konotasinya jika dipakai di Indonesia
tidak beda dengan berkata tolol,
Yang pasti tidak dipakai kecuali terpaksa,
manakala tembok kesabaran ambrol
Karena perilaku sejumlah komprador yang
benar-benar tolol dan bau jengkol.
Sekarang kata ini bertengger gagah bahkan
agak jumawa sebagai lema LOL
Sebuah akronim yang awalnya hanya slang bagi
komunikator kurang kontrol
Meskipun maknanya indah penuh pesona,
harapan bagi yang punya simbol
Dan getol membuka mulut lebar-lebar, gigi dibuat
semuanya ke luar nongol,
Karena kata ini memang akronim laugh out loud,
tertawa berbongkol-bongkol,
Kalau perlu perut sampai terpilin, mata berair
dan ludah nyiprat lalu ambrol,
Berbuih-buih bak semprotan air pipa diarahkan
ke kepala orang-orang cebol.
24 Maret 2011 mungkin hari bersejarah bagi si LOL
karena sumbat sang botol,
Akhirnya dicabut dan Oxford English Dictionary
dengan bangga pasang LOL
Sebagai lema baru yang secara resmi boleh dipakai
tanpa ada konotasi tolol.
Mereka yang dulu merasa kata ini kurang enak
di telinga sekarang boleh koprol
Pertanda kapan saja diguna yang namanya
sang makna sudah jelas tercantol.
LOL bukan menyingkat 'tolol' tapi tertawa keras
kalau perlu sampai gigi ambrol.
Karena kelasnya kata kerja maka tentu ada
bentuk lain yang terpaksa nongol.
LOLLED dan LOLLING ikutannya, tak penting
bagi awam tetapi harus nyantol
Di kepala siapa saja yang bertekad kuasai bahasa
resmi para koboi bahenol.
Aturan main lainnya untuk kata ini hendaknya
ditulis dengan huruf besar, LOL
Dan bukan lol dengan huruf kecil karena konon
kabarnya hanyalah orang tolol
Yang nekad tulis LOL jadi lol, sedangkan alasannya
persis orang tekan tombol,
Kalau menekannya kecil-kecil saja, tombol tak jalan
dan mesin malah ambrol.
Kata dan makna memang hebat luar biasa
karena sekali diakui milik bersama,
Dampaknya besar tak terkira-kira karena
semua orang terpaksa atau sukarela
Harus bersedia memahaminya karena kalau tidak
maka terkucil sendirian dia.
Orang mengirim berita diakhiri dengan kata LOL,
karena tidak mau ikut serta,
Tersinggunglah dia ... emangnya aku ini TOLOL ...
begitu balasnya murka.
Kata dan maknanya juga pernah diibaratkan
belenggu terbuat dari serat baja,
Halus, hampir tak terasa ada, tetapi kekuatan
mengikatnya benar luar biasa.
Belum pernah ada manusia biasa diketahui
bisa lepaskan belenggu ikatannya.
Itulah rantai kata dan makna, kuat ikatannya
luar biasa, semua tunduk padanya.
Bahkan para dewa juga sama dengan manusia,
mereka terbelenggu pada kata,
Karena kata berubah jadi sabda, dan setiap sabda
jelas mengandung makna,
Lalu berikutnya makna harus dilaksana,
dan dewa pun hanya bisa taat bekerja.
Kalau dewa saja dibuat tidak berdaya oleh kata
dan makna, lalu bagaimana bisa
Manusia biasa tiba-tiba ingin bebas begitu saja,
coba perhatikan dan lihat buktinya.
Banyak peristiwa diawali oleh kata dan makna,
jika akhirnya bahagia sih tidak apa,
Tetapi jika bencana malapetaka lalu bagaimana,
padahal penyebabnya sederhana,
Terlalu bersikukuh pada kata dan makna,
padahal seringkali hanya tafsirannya saja,
Dan sialnya, tafsirannya juga salah tidak terkira,
maksudnya B eh tetap ngotot itu A.
Essi nomor 154 -- POZ07052012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H