Lihat ke Halaman Asli

Tri Budhi Sastrio

Scriptores ad Deum glorificamus

Cerpen Masa Depan: Sang Ilmuwan

Diperbarui: 12 Desember 2020   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixels.com

Sang Ilmuwan
Tri Budhi Sastrio

Setiap orang, tidak perduli dari mana berasal
Dapat ikut serta berperan dalam derap pengabdian
Bagi sesama! Karenanya mari kita hargai sesama,
Mari kita sayangi sesama!

Kamis dini hari, Gedung Pusat Pengembangan Riset dan Teknologi.

Ruang yang dikenal dengan nama ruang Lima Bintang masih tampak terang benderang. Ruang Lima Bintang terletak di lantai dua belas bangunan berlantai delapan belas. Ruang lainnya memang tidak gelap gulita tetapi juga tidak seterang ruangan Lima Bintang. Artinya di ruangan itu sedang ada kegiatan. Dan ini benar!

Doktor Suyanto, Asisten Khusus Menteri, yang seorang ahli Fisika Nuklir, tepatnya Fisika Nuklir Antariksa, sedang sibuk di ruang Lima Bintang. Doktor Suyanto sendirian. Tanpa asisten. Beberapa helai kertas, dengan kop Kementerian Pengembangan Riset dan Teknologi, tumpang tindih tidak teratur di atas meja kerjanya.

Sebagai ilmuwan, kejadian seperti malam itu sebenarnya sudah biasa. Sering sekali Doktor Suyanto lupa makan dan lupa tidur kalau sedang sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai Asisten Khusus Menteri, sebenarnya dia dengan mudah mendelegasikan pekerjaannya tetapi dia lebih banyak mengerjakan sendiri, terutama pekerjaan yang benar-benar rahasia.

Begitu juga kali ini. Sebuah hasil pemikiran pribadi, yang seandainya bisa dibuktikan, mungkin akan membuat ribuan atau bahkan jutaaan buku tentang Fisika Nuklir baik yang ditulis oleh rekannya di Indonesia, maupun oleh para ahli di luar negeri, terpaksa dijual ke pasar loak. Disamping semua pembahasan tentang Fisika Nuklir yang selama ini dikenal akan salah total, juga karena teori baru ini akan menciptakan dalil-dalil dan hukum-hukum baru.

Sementara itu di ruang bawah. Tiga  petugas khusus dari Departemen Hankam sedang asyik berbincang, sementara tiga temannya mengelilingi gedung melakukan ronda rutin.

"Hebat benar Doktor kita yang satu ini, Bekerja siang malam tidak kenal lelah," salah seorang dari mereka memberi komentar

Dua temannya mengangkat pundak.

"Kalau tidak salah lebih dari dua belas hari dia bekerja siang malam seperti sekarang ini. Bahkan aku tidak pernah melihat Doktor itu pulang!" yang berkata pertama tadi melanjutkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline