Prasetyo merenung, bingung mau berbuat apa, selama ini Prasetyo memang menerima apa adanya dan menjalani kehidupan seperti air yang mengalir. Saat ini Prasetyo baru percaya, bahwa kejujuran itu sudah kalah dengan kecurangan, dia ceritakan kejadian ini kepada rekan-rekan kerja yang lain, hampir semua mengatakan Prasetyo kurang kerjaanlah, mau tahu urusan oranglah dan bertentangan dengan apa yang telah diajarkan oleh guru-guru Prasetyo dan orang tua Prasetyo.
Malam pergantian sudah masuk, dipandanginya wajah anak-anaknya yang sudah tertidur lelap, seharian berlarian di halaman rumah, Sedih Prassetyo melihat putra dan putri belahan hati tidak bisa menikmati pergantian tahun seperti teman-teman lain.
Berjalan tertatih, menuju kamar mandi untuk berwudlu, itulah yang Prasetyo lakukan, setiap malam, ia hanya memohon kepada Allah SWT, agar semua yang salah menjadi benar, mohon petunjuk dan dikuatkan hati/pikiran dan raga. amin
Ditengah khusyuk-nya Prasetyo melafaskan dzikir, dia tersentak, ramai kilatan-kilatan api memasuki kamarnya yang gelap, disusul dengan suara ledakan-ledakan mercon, suara terompet terdengar panjang dan nyaring sekali..., ternyata..! malam sudah menunjukkan Pk. 24.00, Awal tahun baru telah tiba....
"Pak Prast..., Pak Prast..., bangun pak...tahun baruan..ayo pak...di Pos RW..." terdengar tetangganya memanggil, sambil meniup terompet. "Pak.., sudah selesai shalatnya..." terdengar istri tercintanya juga mengingatkannya. "Sudah.., Bu.., bilang Pak RW.., nanti saya datang..."
Dilihatnya, suasana meriah di Pos RW warga telah berkumpul, berkarouke dan bersalam-salaman, nampak ada beberapa makanan ringan, kacang kulit, dan biskuit terhampar di atas tikar.
"Mari..., pak Prast.." nampak Pak RW menjemputnya tergopoh-gopoh, "selamat tahun baru pak..! semoga tahun ini kita akan mendapatkan keberkahan dan kesuksesan.." Prasetyo masuk dalam iring-iringan warga yang bersalaman, selesai bersalaman warga kembali duduk.
Pak RW mengucapkan selamat tahun baru kepada warganya dengan pidato yang menggebu-gebu soal lingkungan, tata cara mengelola lingkungan, aturan menjadi warga yang baik, dan mengumumkan bahwa iuran sampah dan keamanan tahun ini akan naik Rp. 20.000,- rupiah.., disambut dengan suara "hu....hu....hu..., lagi tahun baruan nich pak...." " Selanjutnya kami mohon kepada Bapak Dr. Ir. Prasetyo, MT. M.Eng, untuk memberikan sambutan.." Warga bertepuk tangan. Mic diberikan langsung oleh pak RW sambil berbisik ke telinga Prasetyo; " Pak pidatonya jangan membahas korupsi lagi ya.., warga bosan kalau Bapak membahas korupsi lagi.., lah wong.., nyatanya tambah banyak..."
Prasetyo terhenyak, Prasetyo tersentak, Prasetyo mendapat kado tahun baru yang sangat istimewa masyarakat tidak ingin mendengar kata Korupsi, masyarakat bosan dengan kata korupsi, karena memang memberantas korupsi itu sulit, padahal Prasetyo ingin mengatakan dalam sambutannya di awal tahun baru :" Korupsi adalah masalah budaya, Korupsi bukan keilmuan. Keilmuan yang tinggi tanpa proses pembudayaan hanya akan pandai mengatakannya saja, dan menganalisa penyebabnya saja, tanpa bisa melakukannya, karena masalah korupsi sama dengan masalah sampah, semuanya tahu, tapi tak bisa melaksanakannya..."
Akhirnya Prasetyo mengajak semuanya berdoa ;" Mari kita berdoa, semoga kehidupan kita di tahun baru 2013 ini dan selanjutnya bisa lebih baik untuk kita, dan apa yang diambil oleh para koruptor di tahun-tahun lalu akan mendapat balasan yang setimpal ".
Subuh menjelang.., Prasetyo terisak.., sementara di pinggir pantai yang indah koruptor terbahak-bahak, bermabuk-mabukan, bersama lonte-lonte jelita :" Ya Allah..., kuatkan hamba menahan cobaan ini...amin ".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H