Lihat ke Halaman Asli

Tria Zaqiatuz Zahro

Mahasiswa Radiologi Universitas Airlangga

Prosedur Pemeriksaan Radiografi Cervical Left Posterior Oblique pada Phantom di RSKI Universitas Airlangga

Diperbarui: 23 Desember 2022   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PENDAHULUAN

Pencitraan medis adalah penggunaan berbagai teknik untuk membuat representasi visual bagian dalam tubuh. Teknik-teknik tersebut antara lain sinar-x, CT (computed tomography), MRI (magnetic resonance imaging), dan ultrasonografi. Setiap teknik memiliki manfaat dan keterbatasannya masing-masing, dan teknik yang tepat untuk kasus tertentu bergantung pada indikasi klinis, karakteristik pasien, dan ketersediaan peralatan.

Pencitraan sinar-X adalah teknik pencitraan medis yang menggunakan radiasi pengion untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh. Ini biasanya digunakan untuk evaluasi sistem kerangka, serta untuk mendeteksi kelainan tertentu di dada, perut, dan area tubuh lainnya. Pencitraan sinar-X cepat, tersedia secara luas, dan relatif murah dibandingkan dengan teknik pencitraan medis lainnya. Namun, kemampuannya terbatas untuk memvisualisasikan jaringan lunak dan jenis kelainan tertentu, dan membawa risiko kecil bahaya akibat radiasi.

Cervical spine adalah daerah paling atas dari tulang belakang, terdiri dari tujuh tulang belakang yang menopang kepala dan leher. Ini adalah struktur yang kompleks dan dinamis yang memungkinkan berbagai gerakan, sekaligus memberikan stabilitas dan perlindungan untuk sumsum tulang belakang dan struktur lainnya. Tulang belakang leher rentan terhadap cedera dan degenerasi karena lokasi dan fungsinya, dan kondisi yang mempengaruhi daerah ini dapat berdampak signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang.

Pencitraan cervical spine adalah alat penting untuk diagnosis dan pengelolaan kondisi yang mempengaruhi wilayah ini. Ada berbagai teknik pencitraan dan sudut proyeksi yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan tulang belakang leher, masing-masing dengan manfaat dan keterbatasannya sendiri. Teknik yang tepat untuk kasus tertentu bergantung pada indikasi klinis, karakteristik pasien, dan ketersediaan peralatan.

Jenis pemeriksaan ini biasanya diindikasikan untuk evaluasi cervical spine, termasuk penilaian keselarasan tulang belakang, identifikasi kelainan atau cedera, dan panduan keputusan pengobatan. Mungkin diminta oleh dokter untuk berbagai alasan, seperti untuk menyelidiki nyeri leher, untuk menilai efek dari cedera atau pembedahan sebelumnya, atau untuk memantau perkembangan suatu kondisi.

Sebelum pemeriksaan, pasien harus disarankan untuk melepas perhiasan atau benda logam lainnya yang dapat mengganggu pancaran sinar-x. Tergantung pada indikasi klinis tertentu, pasien mungkin juga diminta untuk memakai apron untuk melindungi bagian tubuh tertentu dari paparan radiasi.

Tabung x-ray harus diposisikan di sebelah kanan tubuh pasien, dengan sinar pusat diarahkan ke tulang belakang leher dari sudut miring posterior. Tabung harus dimiringkan 15 ke arah tengkorak untuk memungkinkan visualisasi yang tepat dari struktur tulang belakang. Parameter paparan harus dipilih secara hati-hati berdasarkan ukuran dan ketebalan pasien, wilayah anatomi yang dicitrakan, dan kualitas gambar yang diinginkan.

Seperti prosedur pencitraan medis lainnya, pemeriksaan cervical oblique memiliki keterbatasan tertentu. Ini mungkin termasuk interferensi dari benda logam, gerakan pasien, dan adanya kondisi tertentu yang dapat memengaruhi kualitas gambar. Selain itu, penggunaan radiasi membawa risiko kecil bahaya akibat radiasi, meskipun risiko ini umumnya dianggap rendah bila prosedur dilakukan oleh profesional terlatih dengan menggunakan langkah-langkah keamanan yang sesuai.

Menurut Bontrager (2010), Pemeriksaan cervical dengan posisi Oblique menggunakan central ray sebesar 15 cranial berfungsi agar dapat memvisualisasi foramen intervertebralis dengan lebih jelas sehingga dapat lebih membantu untuk menegakkan diagnosis. Foramen intervertebralis ini penting diperlihatkan untuk menilai adanya penyempitan yang dikarenakan adanya penekanan dari saraf tersebut. Ukuran lebar pada foramen intervertebralis perlu diperhatikan untuk menilai adanya patologi yang disebabkan osteofit. Osteofit merupakan kerusakan tulang rawan yang merangsang pertumbuhan tulang baru di dalam sendi yang disebabkan oleh proses degenerasi tulang. Apabila tumbuh osteofit lebih dari sepertiga bagian di satu sisi foramen intervertebralis akan menyebabkan peregangan terhadap radiks saraf. Oleh karena itu perlu diketahui ukuran lebar foramen intervertebralis agar lebih detail dalam menilai adanya patologi pada pasien.

METODE PENELITIAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline