Lihat ke Halaman Asli

Pemilu Artis 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13672164581982529519

Menjelang pemilu 2014, partai - partai politik berlomba-lomba mencari kader - kader baru. Kader – kader yang akan menarik masyarakat untuk memilih partai politik yang bersangkutan. Untuk menaikan pamor, para partai politik tidak lagi mencari kader dari kalangan politikus melainkan banyak yang merangkul artis-artis kenamaan tanah air untuk menjadi caleg.

Sebagai contoh Doni Damara, Jane Shalimar (Partai Nasdem); Gisel Idol, Ikang Fawzi (PAN); Ridho Rhoma, Arzeti Bilbina (PKB) dan masih banyak lagi.

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Syamsudin Harris mengatakan naiknya jumlah artis yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari berbagai parpol merupakan fenomena gagalnya kaderisasi dan kepemimpinan parpol. “Ini menunjukkan bahwa parpol tidak siap berdemokrasi dengan sehat, karena gagal melaksanakan kaderisasi dan pembelajaran kepemimpinan,” tuturnya (http://www.hariansumutpos.com/2013/04/56748/banjir-artis-di-pemilu-2014#ixzz2RpLT6l4I)

Jika partai-partai politik memilih kader-kader hanya dilihat dari ketenaran saja atau karena dia artis, ini sungguh akan merugikan bangsa indonesia. Seharusnya partai politik memilih kader - kader yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga ia memiliki kemampuan yang diatas rata-rata orang umum dan kompeten untuk duduk di senayan. Selain itu kader – kader tersebut juga harus memiliki karakter dan mental layaknya seorang pemimpin. Agar kinerja lembaga legislatif semakin baik bukan semakin terpuruk. Seharusnya para partai politik meminang kader – kader yang berkualitas agar memperbaiki image DPR yang sudah buruk dimata masyarakat.

Namun ternyata maraknya artis yang terjun ke dunia politik tidak lantas membuat masyarakat tertarik untuk memilih partai politik tertentu. Hal ini terlihat dari hasil survei mengenai soal ketertarikan publik pemilih terhadap artis yang maju sebagai caleg.

Sebanyak 62 persen masyarakat Indonesia yang disurvei Charta Politika mengaku tak ingin memilih artis sebagai calon legislatif mereka. “Figur artis mendapat resistensi atau penolakan yang kuat dari masyarakat untuk menjadi calon legislatif,” ujar Direktur Riset Charta Politika Yunarto Wijaya, kemarin.

Dalam survei tersebut, Charta Politika menemukan hanya 16,7 persen responden yang setuju seorang artis menjadi calon legislatif. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan 21,2 persen responden yang mengaku tak tahu atau tak jawab. (http://www.hariansumutpos.com/ 2013/04/56748/banjir-artis-di-pemilu-2014#ixzz2RpMo6hmS)

Semoga saja masyarakat indonesia semakin cerdas dalam memilih pemimpin. Dengan tidak hanya melihat dia artis atau bukan. Apalagi hanya karena iming – iming uang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline