Lihat ke Halaman Asli

Tri Atmoko

Peneliti Satwa Liar

Di Balik Lensa, Kamera Trap sebagai Mata Tak Terlihat dalam Penelitian Satwa Liar

Diperbarui: 30 Oktober 2024   06:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemasangan kamera trap untuk monitoring satwa liar (Photo: Tri Atmoko)

Kamera trap atau kamera jebak telah berkembang sebagai salah satu alat utama dalam penelitian ekologi satwa liar, khususnya di ekosistem tropis. Metode ini memungkinkan peneliti menangkap gambaran perilaku, pola aktivitas, dan populasi satwa liar secara non-invasif, memberikan peluang bagi pengamatan spesies tanpa mengganggu habitat mereka. 

Artikel ini membahas perjalanan sejarah kamera trap, jenis-jenisnya, kelebihan dan kekurangannya, cara penggunaannya secara efektif, hingga prospek pengembangannya di masa depan.

Sejarah Kamera Trap dalam Penelitian Satwa Liar
Pemanfaatan kamera dalam memonitor satwa liar sebenarnya sudah dimulai sejak awal abad ke-20. Teknik ini berevolusi dari penggunaan kamera manual dengan aktivasi mekanik hingga ke teknologi digital yang mendukung pengambilan data 24/7. 

Pada 1990-an, kamera infra merah otomatis mulai dipakai di hutan-hutan tropis, yang memberikan kemajuan signifikan dalam penelitian mamalia besar dan satwa liar yang sulit dijangkau.

Hasil capture babi hutan menggunakan kamera trap (Photo: Tri Atmoko)

Teknologi Kamera Trap

Terdapat banyak tipe kamera trap, beberapa diantaranya menggunakan teknologi yag selalu berkembang.

  1. Kamera dengan Sensor Gerak: Memiliki sensor untuk mendeteksi pergerakan, ideal untuk hewan besar atau spesies aktif.
  2. Kamera Infra Merah: Menggunakan pencahayaan infra merah untuk pengamatan malam hari tanpa mengganggu perilaku satwa.
  3. Kamera dengan Koneksi Nirkabel: Mampu mentransfer data secara langsung ke perangkat lain, meski biaya cenderung lebih tinggi.
  4. Kamera Berkualitas Tinggi dengan Video Slow Motion: Cocok untuk penelitian perilaku hewan yang lebih detail.

Kelebihan dan Kelemahan Kamera Trap

Penggunaan kamera trap dalam riset satwa liar memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa aspek utama:

Kelebihan Penggunaan Kamera Trap:

  1. Data Non-Invasif: Kamera trap menangkap perilaku satwa tanpa mengganggu atau mengubah lingkungan alami mereka. Ini sangat penting untuk mengamati spesies yang sensitif atau sulit didekati.
  2. Pengamatan 24/7: Kamera trap bekerja siang dan malam, memungkinkan pengumpulan data kontinu tanpa keterbatasan waktu. Ini memudahkan penelitian satwa yang aktif pada malam hari atau pada jam-jam tertentu saja.
  3. Peningkatan Probabilitas Deteksi: Dengan menempatkan kamera di berbagai lokasi strategis (seperti di jalur satwa atau saltlick), kemungkinan mendeteksi spesies langka atau kriptik meningkat, terutama di area hutan tropis yang sulit diakses.
  4. Data Jangka Panjang: Kamera trap memungkinkan pengumpulan data selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, memberikan wawasan terhadap perubahan populasi dan perilaku satwa dalam skala waktu yang panjang.
  5. Pengumpulan Data pada Berbagai Habitat: Kamera trap dapat ditempatkan di berbagai jenis habitat, termasuk area hutan yang padat, gunung, dan rawa, yang sering kali sulit diakses oleh peneliti secara langsung.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline