Beberapa hari lalu ketika saya sedang naik ojek saat pulang kantor, jalan cukup macet. Di tengah-tengah kemacetan tersebut, ada angkot (Angkutan Kota) yang berhenti dan menurunkan penumpang tepat di depan dan menghalangi saya. Sungguh menguras kesabaran pada saat jarak sudah cukup dekat dengan rumah, akhirnya saya tunggu saja.
Lalu ada sepasang kakek dan nenek yang turun dari angkot tersebut. Kalau dilihat dari penampilan dan gaya busananya, mereka memang sedikit lusuh dan tidak terlihat seperti orang yang berkecukupan. Memang pemandangan yang tidak biasa, hal ini membuat saya dan (saya yakin) beberapa orang lainnya juga memandang dengan iba.
Si kakek turun terlebih dahulu, lalu menyusul istrinya. Tidak lama setelah nenek tersebut turun, ada seorang bapak-bapak dari dalam angkot yang spontan memanggil nenek tersebut dan memberikannya sejumlah uang.
Jujur saya langsung tersentuh melihatnya, karena di sore yang melelahkan dan di tengah-tengah kemacetan yang penat ini ternyata masih ada cukup ruang untuk rasa kemanusiaan. Dengan melihat hal tersebut juga membuat saya sedikit melupakan kemumetan selama di kantor beserta pikiran atau emosi negatif yang membuntutinya.
Sesampainya di rumah, suasana hati saya juga membaik. Mungkin ini adalah efek positif secara emosional karena melihat perbuatan baik bapak-bapak tadi. Keesokan harinya ketika saya duduk di kereta, di seberang saya ada seorang ibu-ibu tua yang tidak dapat duduk.
Spontan saya juga langsung memberikan duduk kepada Ibu itu ketika tidak ada orang lain yang memberikannya duduk.
Jadi kalau saya pikir-pikir, kebaikan itu sifatnya menyentuh hati dan menular kepada siapapun yang melihatnya. Memang juga sebaiknya tidak mengumbar kebaikan yang kita perbuat di depan orang banyak.
Namun, ada tindakan-tindakan menolong atau berbuat baik spontanitas yang terjadi begitu saja. Efeknya pun juga akan domino, mungkin kita tidak melihatnya. Tapi bisa jadi kebaikan yang kita lakukan akan diteruskan menjadi ratusan tindakan baik yang terjadi di hari yang sama pula.
Mulai dari hal saja seperti tersenyum dan memuji (yang betul-betul ikhlas ya), itupun juga sudah termasuk perbuatan yang mulia. Sebab, bisa saja pujian dari kita bisa menyemangati orang tersebut untuk seharian.
Bisa dibayangkan kalau kebaikan itu konstan dilakukan setiap hari? Berapa banyak kebaikan yang akan diteruskan di dunia ini? Berapa banyak kerasnya hati yang akan diluluhkan? Berapa banyak emosi negatif yang akan terobati?
Jadi, sudahkah anda berbuat baik hari ini? :)