Program Kampung Iklim (ProKlim) Dusun Sangurejo resmi dideklarasikan di Pendopo Embung Kaliaji, Sangurejo, Wonokerto, Turi, Sleman, Minggu (26/2/2023). Lima tahun lebih, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) DIY mensinergikan beberapa pihak dalam upaya mendukung program pemerintah mewujudkan Kampung Pramuka. Berbagai upaya ini juga menginisiasi gerakan bersama pengendalian perubahan iklim dan penurunan emisi efek rumah kaca.
Dukungan menuju Kampung Proklim Sangurejo diawali dari proses yang panjang. Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) Gudep Turi telah merintis Kampung Pramuka Sangurejo.
Sejak tahun 2021, Sangurejo bersama 4 kampung pramuka di Sleman mulai berbenah. Inisiator Proklim Sangurejo diantaranya Kepala Dukuh Sangurejo, Ketua Sako SPN Gudep Turi Kak Salip, Ketua PC LDII Turi H. Juwanto, Ketua Panitia Deklarasi Agus Kurniawan, S.Hut,. M.Sc., Gus Suryo pimpinan Padepokan Satriatama, Ketua Lembaga Pengelola Sedekah Sampah (LPSS) Barokah Sangurejo Khoiru Bagus Pramono, dan Penggerak PKK Titik Sukayawati bahu membahu mengembangkan potensi Sangurejo.
Sangurejo sendiri merupakan sebuah Padukuhan yang terletak di Desa Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan luas wilayah 38,41 Ha pada awalnya termasuk dalam kategori Pemukiman Padat, Kumuh, dan Miskin.
Pasca kepeloporan Sako SPN di Kampung Pramuka Sangurejo, menyusul kemudian Fakultas Kehutanan UGM bersama-sama satuan karya (saka) pramuka, terutama Saka Wanabakti, Saka Kalpataru dan Saka Pariwisata mulai terlibat sekitar 2 tahun terakhir untuk membimbing agar dusun ini menjadi Kampung ProKlim Sangurejo.
Hadir dalam Deklarasi Proklim Gubernur DIY yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan dr. Etty Kumolowati, M.Kes., Ketua DPW LDII DIY Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. beserta jajaran, Wakil Ketua Kwarda DIY Bidang Pengabdian Masyarakat, Penanggulangan Bencana, dan Lingkungan Hidup (Abdimas Gana LH) Drs. Krido Suprayitno, S.E., M.Si., Bupati Sleman yang diwakili Darwis Joko, S.E., M.M. dari Disdikpora beserta Forkompimda, Ketua Pinsakoda SPN DIY, Kwarcab Sleman, PMI Sleman, Kwaran Turi, Panewu Turi beserta Muspika, Lurah Wonokerto beserta jajaran dan Lurah sekitar, serta beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Dalam sambutannya, Krido Suprayitno menegaskan peran Kampung Pramuka sebagai salah satu bentuk pengabdian gerakan Pramuka kepada masyarakat melalui lingkungan hidup. Sehingga dengan perkembangan yang terjadi diharapkan berfungsi pula sebagai wadah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Adapun Etty Kumolowati menekankan pentingnya kesadaran dan pemahaman diri serta partisipasi masyarakat. "Kita perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim dan bagaimana menanggulanginya. Terima kasih pada seluruh inisiator dan warga masyarakat Sangurejo yang terlibat. Saya harap semangat ini tetap terjaga dan generasi muda dapat berperan aktif dalam memajukan proklim di kampung ini", kata Etty.
Deklarasi dirangkai dengan penanaman pohon, pelatihan ecoprint, dan pelatihan pengolahan sampah plastik. Pelatihan pengolahan sampah plastik dan pelatihan ecoprint (teknik mencetak pada kain) merupakan bagian dari upaya kegiatan mitigasi dalam progam kampung iklim (ProKlim). Pada hakikatnya, tujuan dari kegiatan pelatihan tersebut adalah memanfaatkan sesuatu di lingkungan sekitar yang belum bernilai lalu diolah menjadi barang yang berharga dan bernilai jual.
Kegiatan penanaman pohon diikuti oleh berbagai instansi. Beberapa jenis pohon yang ditanam diantaranya eboni, gaharu, beringin, meranti, kepel, eukaliptus, manggis, kelengkeng, jambu kristral, dan durian.