Lihat ke Halaman Asli

Golput Bukan Solusi

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Golput Bukan Solusi

Pemilu legislatif sudah semakin dekat, tinggal menghitung hari saja. Pemilu legislatif kali ini diikuti oleh banyak calon dari berbagai partai pula. Mungkin ini akan menjadikan masyarakat kebingungan mencari calon yang memang benar-benar akan mewakili rakyat nantinya.

Rendahnya sumber daya manusia kita terhadap pendidikan budaya demokrasi.

Masyarakat pedesaan masih kurang peka dengan budaya demokrasi. Masyarakat kini sedang dilema memilih calon legislatif yang bisa dipercaya mewakili mereka di parlemen untuk menciptakan ide, gagasan, kebijakan yang berpihak kepada masyarakat kecil. Masyarakat serasa cuek saja melihat banyaknya calon legilatif saat ini. Mereka tidak mau mencari tahu ide gagasan yang dijual oleh para calon. Namun hal ini serta merta tidak bisa disalahkan masyarakat begitu saja, karena masyarakat jarang atau bahkan belum pernah mendapatkan pendidikan budaya demokrasi oleh pemerintah.

Ironisnya, pemilu yang semakin dekat ini, mereka belum bisa menentukan calon yang akan di pilih nanti pada 9 april. Menurut mereka, mereka bingung dengan banyak wajah calon yang ada di setiap baliho, spanduk parpol. Mereka merasa kebingungan, karena mereka tidak mengenal itu semua calon yang akan bertarung pada 9 April nanti.

Inilah yang harus menjadi kerja keras pemerintah, utamanya KPU untuk bisa membuat budaya demokrasi masyarakat kita lebih maju. Seandainya hal seperti ini masih saja tidak diurusi pemerintah, maka yang terjadi akan banyaknya “golput”.

Bukan masyarakat pedesaan saja, ternyata masyarakat kota pun juga belum bisa menentukan pilihannya. Anggapan masyarakat bahwa mereka sudah tidak meyakini lagi para calon legislatif yang banyak ini. Paham mereka akan anggota DPR saat ini yang banyak terkena kasus hukum seperti korupsi menjadikan mereka tidak yakin lagi untuk memilih calon legislatif. Mereka juga merasakan bahwa anngota DPR saat ini seperti tidak ingat dengan rakyatnya yang dulu membuat mereka bisa duduk di mewahnya kursi parlemen. Anggota DPR juga dinilai banyak mementingkan kepentingan kelompoknya saja, bukan mementingkan kepentingan masyarakat luas. Mungkin mereka lebih memilih untuk golput pada pemilu yang akan mendatang.

Bisa dipahami “Golput” bukanlah solusi untuk kemajuan bangsa Indonesia, golput hanya akan merugikan bangsa ini kembali. Golput hanya akan mencerminkan hitamnya budaya demokrasi masyarakat Indonesia. Seharusnya masyarakat lebih memilih untuk mencari tau gagasan, ide dari masing-masing calon legislatif. Dengan demikian masyarakat akan mengetahui siapa calon yang pantas untuk di pilih di dalam pemilu mendatang. Pilihan masyarakat yang akan datang ini menentukan nasib bangsa dan negara ke depan. Ini lah arti sesungguhnya betapa pentingnya suara masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline