Lihat ke Halaman Asli

Rahasia Tanah Air Tercinta

Diperbarui: 22 Oktober 2015   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Indonesia berbeda dengan lainnya. Dari segi fisiknya saja, sudah terbukti. Ribuan budaya, aneka ragam bahasa, hingga kekayaan alam, semuanya ada disini. Ya. Tanah air kita tercinta. Bahkan ada yang bilang, “kayu dan batu pun bisa tumbuh menjadi tumbuhan”. Tanah suburnya bagaikan taman surga yang megah. Ragam spesies tanaman ada disini. Sungguh mulia negeri ini.

            Ada yang bilang negeri ini negeri Saba’ dan ada juga yang bilang negeri ini negeri Atlantis. Ya, daerah legendaris bagaikan taman surga dan sebagai menara peninjauan yang disebut-sebut Plato dalam karya bukunya Timeus dan Sritias. Kata Plato, daerah Atlantis adalah daerah yang memiliki ribuan budaya (terdapatnya ragam tarian, teater, musik, olahraga, dan lain sebagainya) serta memiliki kekayaan alam yang luar biasa, terdapatnya ribuan ragam flora dan fauna, tentu mempunyai kemajuan pesat dalam ilmu dan teknologi hingga menjadikan daerah tersebut sebagai pusat peradaban dunia. Daerah Atlantis mengalami kehilangan ketika itu, dikarenakan terdapatnya sebuah bencana yang luar biasa. Dimana gunung api meletus secara serentak, hingga mengakibatkan banjir, tsunami yang dahsyat, dan pencairan es serta terjadinya kegelapan di sebagian penjuru dunia. Hal itulah yang menjelaskan hilang/tenggelamnya Atlantis.

            Apakah Plato hanya asal-asalan membuat karangan seperti itu, ataukah memang benar-benar ada daerah Atlantis itu? Semuanya telah dijawab oleh Profesor Arisyo Santos dari Brazil. Dan tidak tanggung-tanggung, Prof. Santos meneliti hal itu selama 30 tahun lamanya. Ternyata…..!!!!! kesimpulan dari penelitiannya, daerah Atlantis itu benar-benar ada. Lebih kagetnya lagi, Prof. Santos menyebut Indonesialah daerah Atlantis itu.

            Prof. Santos membandingkan hasil-hasil penelitiannya dengan apa yang dikemukakan oleh Plato. Sebanyak 53 ciri-ciri yang disampaikan Plato sesuai dengan hasil penelitian Prof. Santos. Salah satunya adalah pendapat Plato yang menyatakan “daerah Atantis itu kaya akan budaya, flora dan fauna, hasil alam yang melimpah, terdapatnya kemajuan iptek, dan tentu menjadikan pusat peradaban dunia.” Prof. Santos tidak sembarang menyesuaikan hasil penelitiannya itu dengan argument Plato, karena kita tau sendiri Indonesia memiliki semuanya tentang hal itu (pendapat Plato tadi).

            Prof. Santos juga menyebutkan bahwa aktivitas gunung berapi di Indonesialah sebagai dampak kehilangan daerah Atlantis tersebut. Yang menjadi sorotan utama Prof. Santos adalah gunung Toba dan gunung Krakatau (purba) di Indonesia. Waktu itu, gunung Krakatau (purba) memperlihatkan aktivitasnya, hingga terjadilah letusan yang dahsyat. Letusan tersebut mengakibatkan banjir yang luar biasa, tsunami yang menggelegar, hingga terjadinya pencairan es di sebagian penjuru dunia. Mengakibatkan terjadi kegelapan pula di sebagian penjuru dunia, dan tenggelamnya daerah Atlantis. Sebanyak 20 juta jiwa meninggal dunia karena peristiwa tersebut. Dan sebagian dari mereka yang selamat menyebar ke penjuru dunia untuk mencari daerah yang lebih aman. Mayoritasnya mereka menuju ke daerah yang katanya sebagai awal peradaban dunia, yaitu Mesopotamia, Mesir Kuno, Roma, dan lain sebagaianya.

            Plato juga berkata, “daerah Atlantis adalah daerah yang bermandikan matahari sepanjang masa.” Padahal ketika zaman Plato, keadaan dunia adalah mengalami zaman es. Dimana suhu ketika itu 15 derajat celcius lebih dingin dari pada suhu sekarang. Tetapi Prof. Santos memandang Indonesia berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Indonesia terletak diantara dua Samudra. Samudra Hindia dan Pasifik. Dan dilalui jalur khatulistiwa yang mengakibatkan terdapatnya iklim tropis. Tentu dalam iklim tropis terdapat aktivitas/sinar matahari sepanjang masa.

            Selanjutnya, Plato juga berkata, “Daerah Atlatis memiliki kekayaan yang melimpah akan mineral dan kemajuan pesat dalam bidang pertanian.” Prof. Santos menyatakan hal tersebut tentu hanya berada di daerah tropis yang memiliki kesuburan tanah luar biasa. Dan itu ada di Indonesia.

            Lebih dalam lagi, Plato menyatakan, “warga Atlantis itu pada mulanya adalah orang-orang yang terhormat nan kaya. Tetapi selang waktu mereka berubah menjadi ambisius. Dan yang kuasa/para dewa menghukumnya dengan menjatuhkan sebuah peristiwa alam yang luar biasa hingga tenggelamnya Atlantis.” Prof. Santos juga membandingkan pernyataan tersebut dengan Indonesia. Kita lihat saja warga kita. Mereka selalu merusak alam ini tanpa memperhatikan reboisasi/revitalisasi ulang terhadapnya. Semua itu menunjuk simbol dari orang ambisius. Selanjutnya, yang menjadi tren di negara ini. Ya. Korupsi selalu ada dimana-mana. Dan hal tersebut pula merupakan bagian dari corak orang ambisius.

            Lantas??? Apakah benar Indonesia adalah daerah Atlantis yang sesuai dengan pernyataan Plato, tentu sebagai pusat peradaban dunia? Semuanya Wallahu a’lam bisshowab. Tetapi secara ilmiah, dan tidak tanggung-tanggung prof. Santos meneliti hal tersebut. Menyatakan, Indonesialah daerah Atlantis, dan Indonesialah pusat dari peradaban dunia.

            Jika benar, tentu hal tersebut melenceng dari para ilmuwan-ilmuwan lainnya yang menyatakan pusat peradaban besar berada di negara barat. Sehingga terjadilah kekacauan eksistensi sejarah. Semuanya akan berubah, dari awal hingga akhir, sejarah akan mengalami perubahan yang luar biasa. Dan tentu saja kita telah disesatkan oleh ilmuwan barat karena pernyataannya yang mengada-ngada.

Tetap banggalah lahir di tanah surga ini. Menjadi besar di negeri Atlantis ini. Dan selalu bersyukurlah atas nikmat yang diberikan Tuhan tentang semua ini.

 

Ukiran Indah – Trian Ilus

kunjungi ilustrian.blogspot.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline