Ketertarikan manusia terhadap hewan peliharaan berbulu (anabul) dapat ditelusuri dari berbagai aspek, mulai dari penampilan fisik hingga sifat yang dimiliki oleh hewan tersebut. Salah satu faktor utama yang menarik perhatian manusia adalah penampilan fisik hewan berbulu.
Penelitian menunjukkan bahwa manusia cenderung lebih menyukai hewan dengan fitur wajah yang dianggap 'imut', seperti mata besar, wajah bulat, dan ukuran kecil (Kellert, 1993). Fitur-fitur ini sering kali ditemukan pada hewan berbulu seperti kucing dan anjing, yang membuat mereka lebih menarik di mata manusia.
Selain penampilan, sifat dan perilaku hewan berbulu juga memainkan peran penting dalam ketertarikan manusia. Banyak hewan peliharaan berbulu, seperti anjing dan kucing, memiliki sifat yang ramah dan bersahabat, yang membuat mereka mudah dijadikan teman.
Menurut penelitian oleh Animal Behavior Society, interaksi positif antara manusia dan hewan peliharaan dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin, yang dikenal sebagai 'hormon cinta'. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran hewan peliharaan berbulu dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat antara manusia dan hewan.
Faktor lain yang berkontribusi terhadap ketertarikan ini adalah kemudahan perawatan dan kemampuan hewan berbulu untuk beradaptasi dengan lingkungan manusia. Banyak hewan berbulu, terutama anjing dan kucing, telah dijinakkan selama ribuan tahun dan telah beradaptasi dengan baik terhadap kehidupan bersama manusia.
Sebagai contoh, anjing dikenal sebagai hewan yang setia dan loyal, sementara kucing sering kali dianggap sebagai hewan yang mandiri namun tetap dapat memberikan kenyamanan bagi pemiliknya. Hal ini menjadikan hewan-hewan ini sebagai pilihan yang populer di kalangan masyarakat sebagai hewan peliharaan.
Dalam konteks budaya, hewan berbulu juga sering kali dihubungkan dengan simbol-simbol positif. Banyak budaya di seluruh dunia menganggap hewan berbulu, seperti kucing, sebagai simbol keberuntungan dan perlindungan.
Misalnya, di Jepang, kucing 'maneki-neko' dianggap membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Hal ini menunjukkan bahwa ketertarikan terhadap hewan berbulu tidak hanya bersifat individu, tetapi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat.
Mengapa Video Anabul Mudah Viral di Era Social Media?
Dalam era digital saat ini, video hewan peliharaan berbulu telah menjadi salah satu konten yang paling banyak ditonton di platform media sosial. Menurut data dari YouTube, video hewan peliharaan memiliki lebih dari 100 juta tampilan setiap hari, dan kategori ini terus berkembang pesat (YouTube, 2022).
Ketertarikan ini dapat dijelaskan melalui beberapa faktor, termasuk faktor hiburan, emosional, dan pendidikan.