Lihat ke Halaman Asli

Trian Ferianto

TERVERIFIKASI

Blogger

Mengajari Anak Delay Gratification di Dunia Serba Instan

Diperbarui: 18 Januari 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengajadi anak bahwa semua perlu proses dan ada tahapannya | Sumber: Pribadi

Delay gratification, juga dikenal sebagai penundaan kepuasan, merujuk pada kemampuan untuk menahan godaan kenikmatan segera dengan harapan mendapatkan imbalan yang lebih berharga di masa depan. Dalam bahasa lain, delay gratification adalah proses menunda imbalan/hadiah segera untuk mendapatkan imbalan/hadian/balasan yang lebih besar atau lebih berharga di kemudian hari. 

Kemampuan untuk menunda kenikmatan penting untuk pengaturan diri, atau kendali diri, dan dianggap sebagai keterampilan hidup yang esensial. 

Delay gratification telah dikaitkan dengan sejumlah keterampilan lain, termasuk keterampilan sosial yang lebih baik, pencapaian akademis yang lebih tinggi, dan regulasi emosional yang lebih baik.

Namun semakin ke sini, tampaknya kemampuan kita untuk melakukan delay gratification semakin menipis, apalagi generasi yang sejak mereka lahir sudah terpapar oleh teknologi yang memungkinkan mereka mendapatkan secara instan apa yang mereka mau.

Anda dan saya pasti merasakan, otak kita semakin tidak terlatih menahan barang sebentar apa-apa yang kita perlukan disebabkan teknologi yang memang memudahkan semua. Cari informasi A, langsung dapat, butuh hiburan model B langsung bisa dicari, beberapa menit dinikmati kok ternyata tidak sesuai, bisa di-swipe terus menerus sampai menemukan sesuai dengen selera kita. Semua bisa dilakukan hanya dari ongkang-ongkang kaki bahkan rebahan di atas kasur.

Padahal, penelitian menemukan korelasi antara delay gratification dan berbagai hasil positif, termasuk akumulasi kekayaan, kesuksesan karier, dan pekerjaan sukarela.

Selain itu, studi telah menunjukkan bahwa kemampuan menunda kenikmatan sangat berkorelasi dengan kesuksesan akademis dan kesehatan mental, yang keduanya terkait dengan kebahagiaan.

Delay gratification juga dapat membentuk rasa empati dan tanggung jawab terhadap masyarakat lebih luas, berkontribusi pada masyarakat yang lebih berbelas kasih dan peduli.

Selain itu, hasil penelitian telah menunjukkan bahwa delay gratification dapat memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan kebahagiaan. Kemampuan untuk menunda kenikmatan terkait dengan kepuasan hidup, kebahagiaan, dan kesejahteraan mental yang lebih besar.

Dengan mampu menahan imbalan segera demi tujuan jangka panjang yang lebih besar, individu dapat merasakan rasa pencapaian, tujuan, dan kendali diri, yang semuanya terkait dengan hasil kesehatan mental yang positif.

Jika dibuat senarai, delay gratification menawarkan beberapa manfaat praktis, antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline