Sebagai keturunan kepala desa sejak masa sebelum merdeka, rasa cintanya pada kampung halaman memang tidak seperti kebanyakan pemuda sana. Jika jamak pemuda desa pergi ke kota mencari peruntungan dengan bekerja di sektor formal, Ia memilih berusaha dari desa. Beragam usaha digeluti asalkan jadi. Impiannya bisa mandiri dari desa termasuk merekrut pemuda desa lain yang kurang beruntung untuk membantunya menjalankan usaha. Tetap bisa berpenghasilan tanpa meninggalkan bapa biyung di kampung.
Awal Usaha
Nama aslinya Hendy Saputra, tapi siapapun lebih mengenalnya Mas Gembit, panggilan masa kecil di kampungnya. Dengan status bibit orang besar di salah satu desa di Jawa Timur, modal dana tampaknya tidak terlalu berat. Namun tetap, Ia harus serius menjaga kepercayaan yang diberikan orang tua karena harta warisan pun ada batasnya.
Toko kelontong adalah awal usahanya. Ide usaha yang sangat standar: melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar mulai dari kebutuhan dapur, kamar mandi, jajanan anak-anak, hingga aksesoris kecil.
Yang membedakan dengan toko kelontong di sekitarnya adalah, Ia memodelnya menjadi swalayan ala minimarket franchise merk ternama, yang kala itu belum masuk ke desa.
Setiap pagi Ia membuka tokonya dibantu dengan satu karyawan yang bertugas sebagai pelayan dan kasir penjaga. Untuk urusan kulakan dan suplai persediaan barang dagangan, Ia sudah berkongsi dengan para distributor penyedia produk dari jenama ternama. Ilmu dan relasi ini Ia dapatkan hasil berguru dari salah satu saudaranya yang juga membuka toko kelontong tak jauh dari sana. Tak merasa tersaingi karena masih saudara dan sama-sama mengadu nasib.
"Usaha minimarket ini untuk menutupi kebutuhan sehari-hari saja, dan biar bisa bantu anak saudara yang belum dapat pekerjaan untuk menjaga toko," kata Mas Gembit saat ditanya terkait usaha pertamanya ini.
Selain mengurus minimarket, Ia juga memiliki hobi berburu dengan senapan angin. Hobi ini cukup marak di kalangan lelaki di sana karena daerah sekitar masih banyak kebun dan hutan-hutan tempat bersarang hewan buruan liar.
Sebulan dua bulan menjalankan hobi mungkin terasa senang, tapi tetap saja ini hobi mahal yang perlu ongkos tidak sedikit. Dasar memang punya otak bisnis, Mas Gembit kemudian memberanikan diri menyediakan segala perlengkapan dan aksesoris kawan-kawan sesama penghobinya.
Diawali dari percobaan menawarkan pernak-pernik yang kecil, hingga akhirnya berani untuk menyediakan beragam jenis senapan angin dengan teknologi terkini. Baik buatan lokal maupun impor dari negara luar.