Saya bergabung dan mulai menulis di Kompasiana sejak 24 Juli 2019. Tulisan pertama saya buat untuk keperluan lomba yang memang diadakan di Kompasiana. Hasilnya: saya belum menang.
Kepalang tanggung, nulis di Kompasiana memang bikin ketagihan. Sistem yang langsung tayang di platform besar, jelas menambah endorphine bagi Kompasianer baru seperti saya. Bikin semangat!
Apalagi jika kemudian mendapatkan label tulisan sebagai artikel pilihan, atau bahkan artikel utama. Makin membuat penulis merasa 'dihargai' dan diapresiasi oleh admin Kompasiana. Label artikel ini tentu berefek pada banyaknya jumlah pembaca. Sebab, tulisan kita biasanya juga akan dibagikan melalui akun sosial media Kompasiana.
Waktu berjalan saya mencoba membagi waktu untuk menulis di Kompasiana. Di samping juga harus menulis di tempat lain. Sempat agak vakum hingga hampir setahun. Mulai dari akhir 2019 hingga akhir 2020. Tahun 2020 saja hanya menulis sembilan artikel.
Semangat menulis di Kompasiana kemudian bangkit kembali di awal 2021. Mulai mencoba mendokumentasikan apa yang saya pelajari dengan menuliskan ulang menjadi sebuah artikel populer yang ringan di baca, seperti tentang Big Data, atau terkait isu-isu yang sedang hangat yang menjadi perhatian publik yang kebetulan saya juga menaruh minat seperti kasus Whatsapp, kerusuhan di Amerika, atau terkati buku dan literatur menarik yang saya baca.
Lantas saya coba mengikuti event-event kepenulisan yang diadakan oleh komunitas di kompasiana. Saat itu bulan april 2021, dan Komunitas Penulis Berbalas (KPB) mengadakan lomba kepenulisan dengan tema Potret Pendidikan Anak Perempuan di Indonesia. Lomba ini merupakan rangkaian acara Kompasiana dalam rangka merayakan Hari Kartini 2021.
Saya menuliskan pengalaman saya mengasuh kedua putri saya di rumah. Kebetulan, sejak dulu kami memang memiliki fokus dan perhatian khusus terkait pendidikan anak yang agak tidak biasa. Ide utama cara saya mendidik anak saya tuangkan dalam satu artikel berjudul Ini Cara Saya Mendidik Anak Perempuan.
Artikel ini menjadi Artikel Utama saat ditayangkan dan sempat muncul di halaman utama situs kompas.com di seksi Kompasiana.
Hingga sekarang, artikel ini sudah dibaca hingga 1000 pembaca lebih. Artikel inilah yang kemudian diganjar sebagai salah satu pemenang lomba yang diadakan KPB.