Lihat ke Halaman Asli

Trian Ferianto

TERVERIFIKASI

Blogger

Animal Farm, Shaun The Sheep dengan Ideologi Binatangisme

Diperbarui: 7 Januari 2021   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover Buku Animal Farm | dokpri.

Penggambaran sederhana buku Animal Farm karya George Orwell adalah Serial Shaun the Sheep yang sudah diinjeksi ideologi chauvinisme, otoritarianisme, dan strategi propaganda.

Cover terbitan versi terjemahan Indonesianya sangat menarik. Dibuat oleh Fahmi Ilmansyah. Saking menariknya, saya berkeinginan mencetaknya menjadi sebuah kaos oblong. Dan setelah membaca isi buku, daya magis cover ini semakin memikat. 

Nuansa cerita penuh dengan propaganda dan manipulasi di dunia binatang yang ternyata gak jauh beda dengan di dunia manusia terwakili betul-betul oleh style cover buku ini.

Manipulasi dan propagada menjadi pesan utama: bahwa suatu komunitas dapat dengan mudah digiring untuk mengikuti keinginan-keinginan siapapun yang berambisi menjadi penguasa. 

Bahkan meski diawali dengan cita-cita luhur nan mulia. Semua dikondisikan seolah-olah sedang memperjuangan kepentingan rakyat banyak, yang sebenarnya hanyalah kepentingan elit golongan tertentu saja.

Cerita dibuka dengan gambaran yang sering kita saksikan pada Serial Shaun the Sheep. Seorang pemilik peternakan yang teledor menutup kandang-kandang miliknya karena sudah kelelahan beraktivitas seharian ditemani sebarel bir hingga jackpot. Setelah mengecek kandang seperlunya, Tuan Jones si pemilik Peternakan Manor menuju kamarnya untuk beristirahat. 

Di saat inilah, para hewan di peternakan tersebut melakukan rapat bawah tanah dalam kandang untuk mendengarkan mimpi berisi wangsit yang diterima salah satu tokoh hewan terkemuka di peternakan itu, Si Tua Major. Seekor babi berwarna putih yang dihormati.

Rapat akbar ini dihadiri hampir semua jenis binatang di perternakan tersebut, mulai dari ayam, kuda, sapi, babi, biri-biri, domba, bebek, burung, dan lain-lain. 

Pertemuan dipimpin langsung oleh Si Tua Major yang berdiri di podium tinggi yang terbentuk dari tumpukan jerami. Semua hewan lainnya menjadi pendengar khidmad dengan menempati segala penjuru dan pojok-pojok kandang dengan tertib.

Pertemuan diawali dengan pidato kebinatangan ~ mirip pidato kemanusiaan yang dilakukan oleh manusia ~ yang membahas tentang esensi kehidupan mereka di dunia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline