(dok.pri)
[] mbah.... ini adalah waktu yang paling tidak nyaman di hati saat aku harus melepasmu di dalam kuda besi yang beriritasi diantara puluhan muatan ragam ragawi menuju ribuan kilo jarak yang kau tempuh bermandi keringat, bercampur aduk aroma tak sedap menahan segala macam yang harusnya tak perlu ditahan direnta usiamu....... [] mbah..... inilah saatnya aku harus membangun benteng pertahaan agar bendungan di kedua telaga sayuku tidak jebol menjadi banjir bandang dan hanya akan melukai kelembutan hatimu kerasnya tekad dan pendirianmu....... sekeras perjuanganmu membesarkan aku dan kakak-kakakku [] mbah...... aku tak lagi kuat menahan bendungan ini saat kutarik hadle pintu kuda besi hitamku nan luxury yang hembusan hawa sejuk dan aroma teraphy bak langit dan bumi, antara aku dan mereka yang menjadikan aku ada di sini.... menjadi seperti ini.... berdiri kokoh karena kekuatan doa-doanya..... maaf..........maaf..........maaf......... ini benar-benar tidak layak untuk pahlawan hidupku tapi, rasa tidak enakmu yang selalu buat kami bingung yang memaksa kami turuti maumu........ yang kemudian membuat banyak sembilu di hatiku maaf.........maaf......maaffff...... [] mbah...........uti........ mbah.................ung............ begitulah buah hatiku memanggilmu iapun tak kalah sedih saat kau tinggalkan bahkan redup sudah canda,tawa,cerianya karna tanpamu di sini, di depan sana yang dilihatnya hanya kesepian yang panjang ..... []
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI