Lihat ke Halaman Asli

Kanker Tidak Akan Pernah Bisa Membunuhku

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hidup didunia ini tidak selamanya mulus dan lurus, kehidupan seperti roda berputar. Seseorang kadang ada dibawah dan kadang ada diatas, semua orang harus siap berada dibawah maupun diatas. Hal ini membutuhkan mental dan jiwa yang kuat, pun tidak menutup kemungkinan seseorang selalu diberi kesehatan karena suatu saat manusia pasti akan merasakan sakit, maka dari itu pergunakan waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu. Seperti yang dituturkan oleh seorang sahabat pada suatu malam di cafe dekat kantor padaku, Mutiara Yusuf memulai cerita curahan hatinya dengan menarik nafas panjang... Akhirnya airmata itu tumpah ruah membanjiri wajah-wajah sumringah hingga membuncah dan tak ada lagi kata selain pasrah... Ya, pada akhirnya pilu itupun warnai hati-hati suci, bagai belati menancap didada dan tak ada lagi suara selain asa dan doa... Kala empat ratus hari aku membisu tentang sakit yang menderu ditulang belakangku, lalu seorang dokter ahli syaraf menyampaikan diagnosanya bahwa gejala kanker sumsum tulang belakang tengah menggerogoti tubuhku. Kamu tau?? Apa yang aku rasakan saat itu?? Bagai layang layang putus dari talinya, bagai merpati yang patah sayapnya, bagai gitar tak berdawai rasanya, itulah aku dalam melalui hari hari tanpa seorangpun tau tentang sakit yang mematikan itu, semua kulakukan karena aku tak mau ada sedu sedan itu....aku hanya mau berbagi cerita bahagia pada mereka, anakku...suamiku...orang tua...kakak...teman dan saudara. Hingga kemudian empat ratus hari itu berlalu akupun dinyatakan bebas dari kanker, setelah dilakukan scan ini itu, cek sana sini yang cukup melelahkan buatku. Ternyata hanya ditemukan penyempitan otot tulang belakang yang nyerinya tak terperi bahkan membuatku sempat kehilangan jati diri yang selalu mandiri. Namun saat nyeri itu belum juga pergi, kemudian datang seribu hari, kembali analisa dokter membuatku tercengang, saat mendapati hasil medical cek-up yang cukup membuatku menjadi tegang dan rasanya tubuh ini pun menjadi ngambang diawang awang... Ditemukan sel kanker serviks yang tengah ramai menjadi topik dan isu hangat dikalangan para medik, akupun seperti tercekik tak mampu lagi menjerit, sungguh ini masalah yang sangat pelik. Kenapa juga harus mulut rahimku yang lama tak tersentuh menjadi sarang bakteri bakteri jahat itu...??? ugghhhh.... ( untuk kesekian kalinya kudengar tarik nafas panjang sahabatku dengan wajah sendu ) Tidak bijak rasanya kalau aku harus terus bersembunyi dari luka lara ini, aku merasa tidak adil pada diriku sendiri, aku tidak bisa untuk menyembunyikannya lagi dari siapapun, aku harus berbagi informasi dan berkomunikasi tentang sakit yang sama sekali tak pernah terlintas dalam hati...aku takut kalau tiba tiba aku harus pergi dan tak akan kembali... Ya, aku merasa harus bercerita tentang semua yang dokter ceritakan tentang kondisiku, tentang ditemukannya sel endoserviks yang disertai bakteri lactobacilli dan leukosit yang aku sendiri tidak begitu mengerti bakteri apa lagi yang berani masuk dalam tubuhku tanpa permisi... ( Dan kaulah orang pertama yang mendengar keluh kesahku ini, bisik Tiara padaku saat itu ) Maaf....aku bukan ingin dikasihani, aku hanya tak mau merasa sendiri lagi..., cukup sudah kurasakan rasa itu selama ini dan aku ingin berhenti sebagai aktris dengan peran ganda yang selalu berpura pura tertawa, bahagia diatas luka lara dalam dada yang tak seorangpun rasa...bahkan terkadang aku merasa berhak bahagia dengan caraku sendiri, meski terkadang hanya sia sia dan percuma! Entahlah, aku hanya mau mereka mengerti tentang aku yang bisa jadi tak lagi mampu berseri dan berpura pura lagi menjadi orang sakti, meski aku tau ini masih terlalu dini, ini belum masuk kategori stadium awal maupun akhir, ini hanya sel bakteri penyebab kanker yang katanya masih bisa dibiopsi, dibersihkan lalu diberikan vaksin agar tak menjadi duri... Sekali lagi maaf...stetmentku pun menjadi salah kaprah, karena ternyata aku tak pernah sendiri, terbukti dihari pertambahan usiaku dikala aku merasa semua telah berpaling dariku, nyatanya sejak dini hari hingga pergantian hari lagi mereka ada untukku dengan doa doanya...bahkan sungguh tak terduga surprise party yang kurasakan begitu banyak cinta, perhatian dan sayang dari orang orang disekitarku. Kini, api semangat itu kembali membara untuk terus jalani hari hari tanpa isak didada, tak akan kubiarkan kanker atau apapun itu namanya menggerogoti jiwa dan hatiku terlebih lagi semangat hidupku, bukankah kematian itu rahasaia Illahi..??? Ya, aku akan tetap menjadi diri sendiri, tidak akan kubiarkan kanker membunuhku... Aku akan ceritakan pada dunia, bahwa "Kanker Tidak Akan Pernah Bisa Membunuhku" , ayo deteksi kanker sejak dini dengan semangat penyembuhan dari dalam diri sendiri... Banyak cinta teriring selaksa doa dari jeng Ana untuk seorang sahabat tercinta Mutiara Yusuf




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline