KONSEP INTERPROFESSIONAL EDUCATION
IPE merupakan praktik kolaborasi antara dua atau lebih profesi kesehatan yang saling mempelajari profesi kesehatan lain dan peran masing-masing profesi kesehatan dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan.
Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang lain.
Tenaga kesehatan adalah profesi dengan berbagai keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berfokus pada kesehatan pasien.
Di era globalisasi ini, tenaga kesehatan dituntut untuk menyediakan layanan kesehatan yang prima dan berkualitas. Sistem kesehatan di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis.
Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata berdampak terhadap layanan kesehatan yang terfragmentasi. Kondisi ini menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan akan layanan kesehatan di daerah-daerah tertentu.
Jika masalah ini tidak segera diatasi, akan menjadi penghalang utama untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pemerintah di seluruh dunia mencari solusi inovatif dan transformasi sistem yang akan memastikan pasokan, pemerataan, dan distribusi tenaga kerja kesehatan yang sesuai.
Salah satu solusi yang menjanjikan adalah penerapan kolaborasi interprofesi. Menurut Canadian Interprofessional Health Collaborative (CIHC) kolaborasi interprofesi terjadi ketika profesional kesehatan bekerja sama dengan rekan kerja, profesi lain, pasien dan dengan keluarga mereka.
Setelah hampir 50 tahun penelitian, didapatkan banyak penelitian yang membuktikan bahwa praktik kolaborasi yang efektif antar profesi kesehatan dapat mengoptimalkan layanan kesehatan, memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan outcomes kesehatan.
Praktik kolaborasi juga dapat mengurangi jumlah komplikasi, lama rawat inap, konflik antara tim kesehatan, dan angka kematian. Tidak adanya kolaborasi yang baik di antara petugas kesehatan akan memiliki dampak negatif pada pasien, pemborosan sumber daya dan penurunan kepuasan kerja.
Keterampilan komunikasi sebagai bagian dari praktik kolaborasi juga memainkan peran penting untuk menghasilkan pelayanan berkualitas. Salah satu masalah komunikasi yang dapat ditemukan dalam praktek klinis adalah pekerjaan yang tumpang tindih dalam tim interprofessional yang disebabkan oleh komunikasi yang tidak efektif di antara anggota tim yang kemudian mempengaruhi outcome pasien.