Inovasi dalam pembelajaran adalah suatu perubahan yang bertujuan untuk mengoptimalakan kemampuan anak dalam berfikir. Dalam suatu pembelajaran seorang guru hendaknya menyadari bahwa anak adalah individu dan pribadi yang unik artinya bahwa antara anak yang satu dengan anak yang lainnya memiliki karakteristik dan perbedaan yang beragam pula.
Ada beberapa macam cara untuk mengembangkan inovasi, salah satunya yaitu dengan menggunakan teknik belajar atau yang sering di kenal dengan teori belajar. Teori belajar ini mulai dari teori belajar behavioristik yang mengungkapkan bahwa seorang anak dikatakan berhasil dalam suatu pembelajaran apabila ia telah menunjukkan perilaku yang bisa diamati. Lalu ada teori kognitivisme yang lebih menekankan pada berkembangnya intelegensi anak, sehingga akibat dari lulusan ini yaitu banyaknya para lulusan yang nilai intelektualnya bagus namun miskin moral. Berkembang lagi pada teori belajar konstruktividme yang di sini dalam pembelajaran anak boleh mengkonstruk sendiri mencari dan mengolah materi sesuai dengan pengalamannya, jadi di sini anak sebagai subjek pendidikan sedangkan guru hanyalah sebagai fasilitator. Ada pula teori humanistic yang pada teori ini lebih menekankan pada memanusiakan manusia. Dari beberapa teori belajar ini tidak dapat dipilih salah satu teori belajar yang tepat, melainkan seorang guru harus mampu mengolah dan kekurangan dari masing-masing teori belajar ini kita abaikan sedangkan kelebihannya yang kita pakai.
Untuk meningkatkan mutu anak bisa kita gunakan pembelajaran yang menjadikan anak kritis, kreatif, dan problem solver. Kritis artinya anak dalam suatu pembelajaran tidak langsung menelan mentah-mentah materi yang dipelajari, melainkan mencari kebenaran dari apa yang dipelajarinya. Kreatif artinya bahwa anak memiliki kemampuan untuk memberikan suatu kebaruan dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran hendaknya anak diberikan suatu permasalahan oleh guru, sehingga anak tersebut pandai untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah ini dapat dilakukan dengan memberikan anak tantangan dan persoalan sehingga dengan mengalami, praktek, bereksperimen, dan mencari anak bisa lebih memahami akan selalu ingat.
Otak manusia memiliki kemampuan yang luar biasa bila dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh yaitu adanaya aktivasi otak tengah membuat anak bisa menebak nomor kartu yang keluar tanpa dibukanya. Otak tengah bukanlah penghubung antara otak kanan dan kiri, penghubung otak kiri dengan kanan disebut corpus callosum. Kesalahan fatal ini membuktikan bahwa secara anatomi, para praktisi otak tengah bahkan secara serampangan menghubungkan otak tengah dengan otak kiri-kanan. Kemampuan lain yang dapat dilakukan oleh anak-anak ini adalah berjalan dengan mata ditutup, tanpa menabrak. Dilakukan percobaan pada seorang anak yang berjalan dengan mata ditutup kain. Seseorang sengaja menghalangi jalan didepannya. Dia serta merta dapat menghindari rintangan tersebut tanpa menyentuhnya. Seorang anak bahkan dapat mengenali ayahnya diantara kerumunan orang-tua lainnya, tanpa menyentuh dan mendengar suaranya.
Aktivasi otak tengah bukanlah suatu hal yang magis atau berbau supranatural. Aktivasi otak tengah dilakukan dengan secara ilmiah. Aktivasi otak tengah ini banyak mempergunakan gelombang otak Alpha. Gelombang otak Alpha di buktikan secara ilmiah adalah gelombang otak yang muncul dominan pada saat kita dalam keadaan relax dan paling kreatif. Gelombang otak ini biasanya dominan pada saat kita bangun tidur, atau dalam keadaan relax di toilet, atau bahkan sedang berendam air panas di bathtub. Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang otak yang mirip seperti radar. Hal ini membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang tersebut terletak di bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di bawah hidung. Latihan yang teratur dapat membuat sang anak menjadi lebih kuat dan mampu melihat benda yang terletak lebih tinggi lagi. Bahkan ada beberapa anak yang dapat medeteksi sampai 360 derajat. Hal itu berarti mereka dapat mendeteksi benda yang terletak di belakang, atas dan semua arah.
Inovasi dalam pembelajaran diharapkan dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada anak seperti potensi yang ada di otak anak, yang ternyata mampu memberikan kontribusi yang luar biasa dalam proses pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H