Lihat ke Halaman Asli

Pemimpin Idaman

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemimpin masa depan seperti apakah yang diidam-idamkan oleh seluruh warga negara Indonesia? Apakah pemimpin yang sekarang sudah merupakan pemimpin yang baik, atau apakah kita justru merasa kurang puas dengan pemimpin yang sekarang? Bagaimanakah tipe pemimpin yang baik dalam artian sebenarnya? Apakah kita punya impian tentang pemimpin masa depan?

Menjadi pemimpin itu bukanlah hal yang mudah. Seorang pemimpin harus dapat bertanggungjawab atas komunitas / organisasi / perusahaan / negara yang dipimpinnya. Banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi pemimpin, tanpa tahu sebenarnya tidak semua orang dapat menjadi pemimpin. Tidak sedikit pemimpin gagal dalam menjalankan tugasnya. Bahkan ada pula pemimpin yang tidak disenangi karena memiliki kebijakan yang salah.

Menjadi pemimpin juga sebaiknya dapat memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya dan di dalam komunitas / organisasi / perusahaan / negara yang dipimpinnya. Dan menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi pemimpin sekaligus inspirator bagi orang banyak.

Kualitas diri. Menjadi seorang pemimpin berarti harus mempunyai kualitas diri yang baik, dan kepribadian yang baik. Untuk mendapatkan ini, seorang pemimpin perlu banyak mendengarkan pendapat orang lain, dan banyak belajar dari melihat masyarakat di sekitarnya.

Integritas. Integritas akan memberikan kekuatan pada kata-kata dan tindakan seorang pemimpin. Dan sebaiknya seorang pemimpin menggunakan mata hati, bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan, dan gunakan hati agar semuanya dapat berjalan dengan baik.

Peduli dan ucapkan terima kasih. Hal ini mungkin terlihat kecil tapi dampaknya luar biasa jika dilakukan. Berikanlah reward kepada mereka yang berprestasi dan banyak menolong. Jangan lupa mengucapkan terima kasih, hari ini, besok dan kemudian.

Belajar mencintai. Ingat pepatah dari Kahlil Gibran, “kerja adalah cinta yang mengejawantah“. Rasa cinta penting dalam segala hal, termasuk dalam memimpin, bekerja, dan lain-lain.

Semua itu memang penting, tetapi yang paling penting adalah pemimpin yang mengerti akan keadaan rakyatnya, pemimpin yang berjuang dan berkorban demi rakyatnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline