Lihat ke Halaman Asli

Menahan Nafsu untuk Kebahagiaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya, manusia mengharapkan suatu kebahagiaan walaupun dalam kondisi sesulit apapun. Tidak jarang orang yang menginginkankan kebahagiaan, memperolehnya dengan cara apapun, bahkan tidak segan-segan untuk berbuat dengan merugikan atau membuat penderitaan bagi orang lain yang adadisekelilingnya. Orang yang sudah menjadi penguasa pun seringkali tidak pernah merasa puas, dan akan berusaha untuk memperluas kekuasaannya dengan cara menaklukkan atau merebut kekuasaan pihak lain.

Apa yang menentukan kemuliaan seseorang dan harga diri seseorang? Yang menentukan semuanya adalah perbuatan baik masing-masing orang itu sendiri. Orang yang baik dan memiliki kejujuran serta berjalan diatas kebenaran, dapat memilih yang baik dan dapat menghindari yang buruk.

Mereka yang mampu membatasi dan mencegah nafsu keinginannya yang tidak baik, dia lah yang memiliki harga diri dan pantas untuk dimuliakan atau dihormati. Orang-orang disekelilingnya pun akan memandangnya sebagai sahabat, keluarga, tanpa adanya bermusuhan.

Orang yang selalu bersyukur dan merasa cukup atas segala yang dimilikinya maka kebahagiaan dan kedamaian akan melekat pada dirinya. Rasa syukur bukan bearti pasrah, tetapi berupaya dan berusaha serta berdoa untuk kelancaran smuanya.

Apa yang ia peroleh didalam usahanya, baik dalam hidupnya yang lampau maupun sekarang, serta semua yang terdapat didalam dirinya merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Berkat hasil atau buah kebaikkan dari kehidupan yang lampau atau yang sekarang, ia akan memetik buah darinya.

Orang yang mampu membatasi nafsu keinginannya dan mampu mengendalikan nafsunya maka pikirannya akan selalu tertuju pada kebaikan dan hasilkan kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline