Semarang (01/08/2021)- Pandemi yang tak kunjung usai ini menuntut kita untuk tetap menjaga imunitas tubuh serta kesehatan lingkungan sekitar. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar dapat meminimalisir penularan virus ini adalah mematuhi protokol kesehatan yang tidak jauh-jauh dari penggunaan handsanitizer.
Aktivitas masyarakat ditengah pandemi, tidak bisa dihentikan sehingga dibutuhkan sanitasi yang praktis dan efektif. Selaras dengan kebutuhan masyarakat, harga alkohol dipasaran pun meningkat, sehingga diperlukan terobosan yang lebih terjangkau namun tetap berkualitas.
Handsanitizer dipasaran dipatok dengan harga diatas Rp 5.000, namun dengan adanya KKN dari Tim II Undip tepatnya di RT 05/ RW 01 Kelurahan Bulusan, Tembalang warga diberikan edukasi pembuatan yang lebih terjangkau.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kandungan bahan alami yang dapat menggantikan alkohol sebagai kandungan utama antiseptic tangan. Berdasarkan penelitian Dewi (2016) yang berjudul "Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya ( Aloe vera L ) sebagai Antiseptik Pembersih Tangan Terhadap Jumlah Koloni Kuman " menunjukan bahwa sediaan gel Aloe vera L memiliki efektivitas antiseptic.
Dengan adanya pemanfaatan lidah buaya sebagai bahan campuran handsanitizer di RT 05 Kelurahan Bulusan, akan memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan tanaman di lingkungan sekitar.
Pembuatan dari bahan alami ini dapat menjadi solusi meningkatkan harga handsanitizer dipasaran. Dengan harga kurang dari Rp 5.000 masyarakat bisa mendapatkan handsanitizer 2 botol spray berukuran 60 ml.
Pembuatan handsanitizer alami ini dapat diaplikasikan siapapun tentunya dengan cara yang praktis, mudah dan murah. Bahan yang diperlukan yaitu alkohol 70% 100 ml, lidah buaya dan 2 botol spray 60 ml. Pencampuran kedua bahan dilakukan dengan perbandingan 1:1. Hasilnya kemudian diletakkan dalam botol spray dah sudah siap digunakan.
Hasil pembuatan tersebut selanjutnya dibagikan pada masyarakat sekitar beserta poster yang berisi pentingnya penggunaan handsanitizer dan tidak lupa tetap disertai himbauan untuk selalu mempererat protokol kesehatan.
Penulis : Tri Budi Liana (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)
DPL: Dr. Ir. Sutarno., M.S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H