Sudah beberapa bulan ini beberapa wilayah di Indonesia dilanda kabut asap akibat terbakarnya hutan. Beberapa daerah di Indonesia bahkan sudah memiliki status udara yang berbahaya, Udara yang mereka hirup sehari-harinya merupakan udara yang tidak sehat, udara yang banyak mengandung kotoran dan tidak membawa gas-gas Oksigen yang bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Seluruh pihak masyarakat didaerah setempat, diluar daerah, maupun pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk menanggulangi masalah ini. Pihak pemerintahan telah menginstruksikan untuk melakukan pemadaman baik jalur darat maupun jalur udara, mengungsikan para penduduk bagi yang kawasan rumahnya sudah sangat parah kabut asapnya, memberikan bantuan makanan dan mendirikan tenda.
Pihak masyarakat setempat maupun diluar daerah tersebut banyak yang melakukan aksi donasi masker untuk para korban kabut asap ini. Korban udara berbahaya ini sangatlah membutuhkan banyak masker untuk beraktivitas sehari-hari, sehingganyan para masyarakat melakukan aksi 1000 Masker Untuk Korban Kabut Asap.
Kabut asap yang melanda Riau dan Kalimantan ini sudah terjadi hampir satu bulan, sudah banyak korban ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Atas) yang diderita oleh orang tua maupun anak-anak. Mereka membutuhkan pertolongan kita baik itu masker ataupun makanan bergizi lainnya. Terutama dengan anak bayi dan orang tua yang lanjut usia.
Tak luput juga salah satu kota yang dilanda kebakaran hutan yang menyebabkan kabut asap yang tebal ini adalah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kabut asap yang melanda ke-dua kota ini menyebabkan semua aktivitas terganggu baik itu kegiatan sehari-hari, sistem penerbangan, ataupun sistem provider(jaringan komunikasi). Namun wilayah Kalimantan tidak seberapa parah dengan wilayah Riau, dari beberapa pernyataan belum pasti apa penyebab kebakaran hutan di Kalimantan. Beberapa pihak mengatakan bahwa kebakaran hutan rerjadi karena adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang sengaja membakara hutan dan ada pula yang mengatakan bahwa hutan terbakar karena musim kemarau yang terlalu panjang.
Namun pada beberapa bulan ini kita hanya fokus pada bagaimana uaya kita menolong saudara-saudara kita yang sedang dilanda musibah ini? Padahal di wilayah sekitar hutan bukan hanya manusia saja yang menetap tetapi ada juga hewan dan tumbuhan yang berharga nilainya. Salah satunya hewan primata yang mulai langka di daerah Kalimantan, Orang Utan. Orang Utan yang sekarang sudah menjadi hewan langka dan mendapatkan perlindungan dari WWF hidupnya semakin terancam. Mengapa? karena 'rumah' mereka telah menjadi 'hitam'. Mereka pun tak luput dari ganasnya kobaran api yang melalap semua hutan-hutan didalamnya. Mereka tak bisa lari layaknya manusia yang menyelamatkan diri. Orang utan hanya bisa bertahan didalam hingga akhirnya terluka bahkan ada yang mati. Sangat mengenaskan bagimana bisa primata langka hidupnya bisa setragis itu?
Pertolongan untuk Orang utan sangat dibutuhkan, mengapa baru sekarang? Kita hanya fokus untuk menolong manusia kita tidak berfikir bahwa didalam hutan ada jiga makhluk yang perlu diselamatkan. Menurut beberapa saksi mata bahwa pada saat pemadaman api menggunakan jalur darat ada beberapa pemadam yang menemukan Orang Utan yang terluka bahkan ada yang sudah mati karena tak kuat menghirup udara yang tidak sehat.
Untuk Orang Utan yang masih bisa diselamatkan mereka dievakuasi oleh tim kesehatan lingkungan dan juga dibawa ke dokter hewan terdekat. Kita berharap semoga Orang Utan yang terluka ini mampu untuk hidup kembali. Jangan biarkan mereka menjadi spesies yang benar-benar punah. Kehidupan mereka harus kita lestarikan agar mereka bisa hidup seperti biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H