Lihat ke Halaman Asli

Tresna Amanah

Blogger Dari Sei-Kapitan, Kumai

Tak Terbayang Bagaimana Jadinya jika Tidak Ada BPJS Kesehatan

Diperbarui: 21 Desember 2018   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : bpjs-kesehatan.go.id

Berbicara tentang kesehatan, tentu tidak ada satu orangpun di dunia ini yang tidak menginginkan dirinya untuk selalu sehat sejahtera, agar bisa berkumpul bersama keluarga, bekerja maupun beribadah kepada Tuhan yang maha esa.

Namun sebagai manusia biasa, tentu kita semuapun menyadari bahwa "penyakit itu bisa datang kapan saja dan dimana saja", bahkan mungkin bisa datang secara tiba tiba, baik itu kita sadari atau tidak.

Mereka yang paginya sehat, bisa saja sore hari tiba tiba sakit, mereka yang di pagi hari berangkat kerja dengan semangat, bisa saja sore hari tidak bisa pulang kerja langsung kerumah, karena musibah selalu mengintai kita.

Atas latar belakang inilah pemerintah kita mencoba untuk melayani masyarat melalui program BPJS Kesehatan yang Alhamdulillah sudah cukup lama berlangsung dan sudah banyak memberikan manfaat kepada masyarakat di seluruh negeri indonesia tercinta ini.

Dan untuk pelayanan BPJS ini, saya punya cerita pengalaman menarik dari teman teman saya, karena Alhamdulillah saya bersyukur sampai saat ini selalu di berikan kesehatan oleh Tuhan yang maha esa, jadi belum bisa memberikan pengalaman pribadi saya.

Namun demikian pengalaman dari teman teman dan orang terdekat sayapun juga cukup menggambarkan betapa pentingnya BPJS Kesehatan Dalam kehidupan masyarakat terutama dikalangan masyarakat menengah kebawah:

Pengalaman Pertama dari rekan kerja saya yang bernama Peter, pada saat itu, kebetulan istrinya mau melahirkan di daerah jawa, sedangkan pada saat itu posisi dia kerja berada di kalimantan, dan Kartu BPJS yang dia dan istrinya pegangpun terdaftar di BPJS kesehatan kalimantan.

Kebetulan pada saat itu kondisi keuangan dia lagi sekarat ( cerita peter kepada saya ) jadi BPJS kesehatanlah andalan dah harapan dia satu satunya.

Singkat cerita, dia mencoba melapor ke Kantor BPJS di kalimantan untuk meminta surat pengantar untuk menggunakan BPJS di luar wilayah domisili yang tertera, dan tak perlu waktu lama akhirnya diapun dapat surat pengantar untuk menggunakan BPJS di tempat mertuanya, dan diapun bebas memiilih klinik mana yang dia gunakan untuk proses besalin istrinya.

Lalu berangkatlah ia ke jawa, dengan membawa surat pengantar tersebut.

Dengan rasa was was karena takut ada biaya tambahan lain nantinya, diapun menyerahkan surat pengantar tersbut ke klinik pilihan istirnya untuk melahirkan, sampai tiba waktunya melahirkan, alangkah terkejutnya dia karena ternyata dokter memutuskan bahwa istirnya harus melahirkan secara sesar, maka semakin waswaslah Peter, karena pada saat itu kondisi keuangannya benar benar kosong dan biasanya biaya operasi secar adalah sekittar Rp. 15 juta , Namun demi keslematan istri dan buah hati diapun pasrah saja kepada dokter di klinik tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline