Lihat ke Halaman Asli

TrendingNews

Content Creator

Anas Urbaningrum Bebas, Gede Pasek Ungkit Pidato Legendaris SBY di Jeddah

Diperbarui: 14 April 2023   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Ilustrasi) Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Anas Urbaningrum. Foto milik KOMPAS (ALIF ICHWAN) 17/2/2013.

Anas Urbaningrum bebas dan banyak bersuara sejak hari pertama, Gede Pasek Suardika ikutan ungkit pidato SBY dari Jeddah yang disebut-sebut legendaris. Pidato apa itu?


TERNDINGNEWS - Anas Urbaningrum tancap gas sejak menit pertama bebas. Di hari pertama dia menghirup udara bebas, banyak soal-soal masa lampau kala bersama Partai Demokrat ia ungkit.

Tak mau kalah, Gede Pasek Suardika pun ikutan, dalam kapasitasnya sebagai pemegang tampuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

Sebagaimana diberitakan Tribun Jabar, Gede Pasek bernarasi dengan arah yang jelas. Dia menyinggung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai penyebab Anas Urbaningrum merasai penjara.

Gede Pasek Suardika bahkan memberi penegasan bahwa Anas Urbaningrum (sebenarnya) tidak berurusan dengan Partai Demokrat. Begitu juga sang Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Jadi, masih menurut Gede Pasek, Anas Urbaningrum hanya berurusan dengan sang Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pasek menyebut rangkaian tiga peristiwa yang saling terkait, yaitu pidato SBY di Jeddah, disusul ke sprindik KPK yang bocor ke Istana, dan berlanjut penonaktifan Anas.

Mengapa pidato SBY di Jeddah dianggap legendaris? Mengapa pidato itu dianggap spesial oleh Anas? Memangnya Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu masih menjabat sebagai presiden berpidato apa? Mari kita ulik bersama.

"Pasti ingat ada pidato politik dan hukum Pak SBY yang sangat monumental dari Jeddah," ungkap Anas Urbaningrum saat memberikan keterangan pers di kediamanya Duren Sawit, Jakarta Timur (10/1/2014).

"Dari Tanah Yang Mulia, beliau meminta kepada KPK untuk segera mengambil kesimpulan yang konklusif. Kalau salah ya salah, kalau tidak salah ya saya ingin tahu kenapa tidak salah. Kira-kira begitu lah," kata Anas sebagaimana ditulis Kontan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline